"Video e-commerce (TikTok) lebih memengaruhi pesaing (Shopee) daripada Tokopedia. Baru-baru ini, kami mengamati bahwa e-commerce video mulai mendapatkan daya tarik, terutama di TikTok. Video e-commerce memungkinkan pembuat konten untuk menjual produk mereka kepada pelanggan," ujar Analis UOB Kay Hian Stevanus Juanda dalam riset terbarunya, dikutip Selasa (20/6/2023).
Hal serupa juga diungkapkan oleh Analis Maybank Sekuritas Etta Rusdiana Putra. Menurutnya, tampilan (user interface) TikTok memiliki kemiripan dengan Shopee dan menargetkan pasar yang sama, yakni wanita.
"TikTok lebih merupakan ancaman bagi Shopee daripada Tokopedia, menurut pandangan kami," tulis Riset Etta Rusdiana.
Menurut Etta, live video streaming TikTok cocok untuk penjualan fashion dan kosmetik yang membutuhkan presentasi visual untuk meyakinkan masyarakat agar membeli produk tersebut. "Jadi, kami melihat TikTok dan Shopee mirip, membidik perempuan sebagai pasar utama. Selain itu, iklan TikTok serupa dengan tampilan Shopee," tulis riset tersebut.
Etta meyakini e-commerce di TikTok masih terbatas karena platform ini sedang mengembangkan dirinya sebagai media sosial sebagai tujuan utama. "Namun dalam jangka panjang, kami yakin TikTok dapat meningkatkan platform e-commerce, dengan memanfaatkan pendapatan iklannya dan meningkatkan pasokan pemrogram," ujar Etta Rusdiana.
Dalam risetnya Analis UOB Kay Hian Stevanus Juanda memprediksi take rate pada e-commerce Tokopedia diproyeksikan dapat terus meningkat mencapai 4-5%, yang saat ini tengah berada pada level 3,6%. Sebagai gambaran, take rate EBay adalah 9%, Amazon 15%, Etsy 17%, dan JD sekitar 20%.
Menariknya, take rate Alibaba lebih rendah daripada 4,5%, terdiri dari 4,0% dari pendapatan manajemen pelanggan (Customer Management Revenue/CMR) dan 0,5% dari logistik. Pada tahun 2018, tingkat pengambilan Alibaba adalah 3,5%, hal serupa dengan tingkat take rate GOTO saat ini.
“Investor perlu mencermati bahwa kenaikan take rate pada Tokopedia dari 3,6% saat ini menjadi 4,5% setara dengan peningkatan harga jual rata-rata (Average Selling Price/ASP) mencapai sebesar 25%,” papar Stevanus Juanda.
Dalam riset tersebut, Stevanus menetapkan target harga saham GOTO Rp145/saham. Hal ini setara dengan potensi kenaikan 25% dari level harga saat ini.
Pada perdagangan Selasa (20/6/2023), saham GOTO bergerak menguat 1 poin atau setara 0,85% menuju level Rp118/saham. Setelah ditransaksikan sebanyak 4.602 kali. Volume transaksi mencapai 413 miliar saham, dengan nilai transaksi Rp48,45 miliar.
Adapun sepanjang tahun berjalan (Year to Date/YtD), saham GOTO dalam tren positif dan mengalami kenaikan mencapai 28,57% YtD.
(fad/dba)