Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tadi malam, tim nasional (timnas) sepakbola Indonesia menjamu Argentina, sang juara dunia. Seperti yang sudah diperkirakan semua orang, Argentina keluar sebagai pemenang.

Skor akhir adalah 0-2 bagi kemenangan Tim Tango. Gol pertama dicetak oleh gelandang klub Juventus (Italia) Leandro Paredes melalui sepakan jarak jauh. Kemudian gol kedua dibikin oleh bek tengah asal klub Tottenham Hotspur (Inggris) Christian Romero melalui sundulan dari sepak pojok.

Melihat skor final, Tim Garuda tampak mampu menahan gempuran anak asuh Pelatih Lionel Scaloni. Terbukti, gol yang tercipta berasal dari tembakan spekulasi jarak jauh dan bola mati alias set piece.

"Memang iya Argentina memiliki permainan yang sangat baik, tetapi secara mental para pemain timnas Indonesia tidak kalah jauh," kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong, seperti dikutip dari situs resmi PSSI.

Scaloni pun melontarkan pujian. Menurut mantan pemain Deportivo La Coruna (Spanyol) ini, Indonesia memberikan perlawanan yang sengit.

“Sungguh tidak mudah bagi kami saat bertanding melawan Indonesia. Jadi lanjutkan permainan baik itu, sekaligus saya juga mau mengapresiasi dukungan para suporter Indonesia,” tutur Scaloni, sebagaimana diwartakan situs resmi PSSI.

Dagang dengan Argentina, Indonesia Juga Kalah

Skor memang relatif ketat, tidak ada ‘pembantaian’. Namun kalau menilik secara statistik, Argentina menang telak. Penguasaan bola Asnawi Mangkualam dan kolega hanya 26%, berbanding 74% yang dikuasai Julian Alvarez dan sejawat.

Kemudian tembakan ke gawang (shot on goal) yang diciptakan timnas Indonesia hanya 5. Argentina? 20.

Apa mau dikata, level sepakbola Indonesia dengan Argentina memang bak bumi dan langit. Argentina kini berada di peringkat pertama ranking FIFA, sementara Indonesia di posisi 149.

Dalam hal sepakbola, Indonesia memang kalah. Namun dari sisi ekonomi, apakah situasinya juga demikian?

Untuk perdagangan, sayangnya Indonesia juga ‘kalah’ dari Argentina. Neraca perdagangan Indonesia-Argentina menunjukkan defisit bagi pihak Indonesia.

Sepanjang 2022, nilai impor Indonesia dari Argentina adalah US$ 1,83 miliar. Sementara ekspor Indonesia ke Argentina adalah US$ 556,84 juta. Jadi Indonesia mengalami defisit US$ 1,27 miliar.

Dalam 4 bulan pertama 2023, nilai impor Indonesia dari Argentina tercatat US$ 309,85 juta. Sedangkan ekspor Indonesia ke Argentina adalah US$ 95 juta. Artinya Indonesia membukukan defisit US$ 214,85 juta.

Sumber: Bloomberg

Mengutip catatan Bank Dunia, impor Indonesia dari Argentina didominasi oleh kedelai. Pada 2021, nilai impor Indonesia dari Argentina adalah US$ 1,81 miliar dan kedelai menyumbang 76,2% di antaranya.

Kemudian jagung ada di posisi kedua dengan kontribusi 7,97%. Lalu di posisi ketiga ada gandum dengan sumbangan 7,28%.

Sementara nilai ekspor Indonesia ke Argentina, menurut catatan Bank Dunia, adalah US$ 368 juta pada 2021. Ekspor terbesar Indonesia ke Argentina adalah karet alam, yang menyumbang 12,4% dari total ekspor.

Di peringkat kedua ada pupuk nitrogen dengan kontribusi 12%. Kemudian di posisi ketiga adalah tekstil dan alas kaki yang menyumbang 8,25%.

(aji)

No more pages