Sebelumnya, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Usman Kansong menyatakan pemerataan akses internet menjadi perhatian pemerintah. Agar seluruh rakyat Indonesia mendapatkan akses internet secara merata, Kementerian Kominfo juga menjalin sinergi dengan berbagai pihak.
"Dengan peluncuran satelit bisa mengurangi kesenjangan digital dari sisi infrastruktur, karena tujuan peluncuran SATRIA-1 untuk pemerataan infrastruktur digital. No one left behind, jangan sampai ada orang Indonesia yang tidak punya akses ke internet," tegasnya.
Satelit Satria-1 adalah proyek strategis nasional dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha atau KPBU selama 15 tahun. Proyek ini dikerjakan badan usaha swasta PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) sebagai pemenang tender. Konstruksi pembangunan satelit tersebut dilakukan SNT dan perusahaan Prancis, Thales Alenia Space (TAS).
Sedangkan pengoperasian satelit dijalankan konsorsium yang juga beranggota PT Pintar Nusantara Sejahtera, PT Pasifik Satelit Nusantara, PT Dian Semesta Sentosa, dan PT Nusantara Satelit Sejahtera selama periode KPBU. Berarti, pemerintah baru akan menerima seluruh satelit dan sistem secara penuh usai 15 tahun.
Proyek Satelit Satria-1 akan memberikan akses internet ke lebih dari 150 ribu titik layanan publik pada daerah terpencil, terluar dan tertinggal (3T) yang sulit dijangkau kabel optik. Wilayah ini adalah kawasan blindspot yang belum tertangani Palapa Ring.
(krz/evs)