Ford mengumumkan tahun ini akan menginvestasikan US$3,5 miliar di pabrik baterai kendaraan listrik yang terletak di Michigan. Hal ini memicu kontroversi politik setelah mengatakan pabrik tersebut akan beroperasi dengan teknologi dan dukungan China Contemporary Amperex Technology Co. Ltd.
Menteri Transportasi AS Pete Buttigieg membahas tantangan tersebut dalam wawancara dengan Bloomberg Television pada Minggu (18/06). Ia mengatakan AS harus mengambil langkah-langkah yang bisa mengurangi keunggulan China dalam sektor baterai kendaraan listrik. Buttigieg juga mengatakan membangun kapasitan penyulingan untuk bahan-bahan utama "bisa ditangani."
AS harus memastikan "posisinya untuk melakukan pendekatan yang masuk akal secara ekonomi, secara lingkungan, dan stabil secara geopolitik dalam bagaimana mendapatkan elemen yang sangat penting ini demi perekonomian kita," kata Buttigieg.
Ford, cicit dari pendiri Henry Ford, mengatakan ia melihat peluang bagi para insinyur Ford untuk memahami teknologi.
"Apa yang kami lakukan saat ini hanyalah melisensikan teknologinya," katanya. "Sangat penting bagi teknisi kami untuk mendapatkan pengetahuan tersebut agar kami akhirnya dapat membuatnya sendiri."
Ford menolak gagasan bahwa produksi yang berbasis di AS akan membuat harga menjadi mahal, dengan alasan bahwa membuat barang-barang di AS adalah hal yang penting. Dan bahwa pekerjaan manufaktur punya efek pengganda yang dapat mengarah para ekonomi yang kuat.
"Begitu Anda mulai menurunkan kurva biaya dan mulai menaikkan kurva produksi, harga akan turun. Bahkan harga sudah mulai turun saat kita duduk di sini," kata Ford.
China sudah sangat terlibat dalam pembuatan mobil listrik di Eropa, di mana kendaraan buatan China yang dijual sebagian besar adalah model listrik dari Tesla inc. Merek-merek Eropa yang kini sudah diambil alih China seperti Volvo dan MG, dan model lain seperti Dacia Spring atau BMW iX3 juga diproduksi secara eksklusif di China.
(bbn)