“Tapi itu tidak cukup. Masih ada beberapa tantangan untuk pemulihan yang besar dan tahan lama,” lanjutnya.
IMF sendiri telah tiga kali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2023 pada tahun lalu. Kenaikan suku bunga bank sentral dan invasi Rusia ke Ukraina diprediksi akan terus membebani ekonomi dunia tahun ini di tengah krisis inflasi yang berkepanjangan.
Meski demikian, IMF melihat tingkat inflasi kemungkinan akan lebih rendah di sekitar 84 % negara pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022.
Menurut IMF, saat ini pertarungan melawan inflasi masih berlanjut sehingga kebijakan moneter harus tetap kontraktif.
Sejalan dengan kenaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia, IMF juga menaikkan proyeksi pertumbuhan tahun 2023 untuk negara-negara maju menjadi 1,2%, 0,1 poin persentase lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya dan kurang dari 2,7% pertumbuhan pada tahun 2022.
Ekonomi Inggris diperkirakan akan kontraksi 0,6% dan ekonomi AS diperkirakan tumbuh 1,4%, 0,4 poin persentase lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya, didorong permintaan domestik yang kuat.
Adapun IMF memprediksi peningkatan terbesar pada ekonomi Rusia, yang kemungkinan tumbuh 0,3% dibandingkan dengan kontraksi 2,3% yang terlihat di bulan Oktober.
(bbn)