Rupiah Belum akan Keluar Dari Tekanan The Fed dan Pasar Obligasi
Ruisa Khoiriyah
19 June 2023 08:58
Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah masih akan menghadapi tekanan hari ini buntut dari penegasan kebijakan Federal Reserve yang akan melanjutkan pengetatan moneter, juga sentimen negatif penurunan surplus neraca dagang RI bulan lalu.
Pekan lalu, pairing USD/IDR mencatat penguatan 0,64% point-to-point hingga menyeret pelemahan nilai tukar rupiah ke posisi Rp14.935/US$. Rupiah menghadapi banyak tekanan terutama dari sentimen eksternal yang membuat pamor dolar AS kian menguat dan melemahhkan counterpart atau valuta yang menjadi lawannya, termasuk rupiah.
Pekan ini, rupiah menunggu hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur BI yang rencananya akan digelar pada 22 Juni, Kamis pekan ini. Di tengah bergesernya puncak terminal rate The Fed, posisi kebijakan bank sentral Bank Indonesia akan sangat ditunggu.
Secara teknikal nilai rupiah masih berpotensi menguat terbatas menuju resistance terdekat pada level Rp14.910/US$ dan resistance selanjutnya pada level Rp14.871/US$ sebagai level optimis penguatan rupiah dalam tren jangka pendek.
Adapun nilai rupiah memiliki level support psikologis pada level Rp14.980/US$ dan apabila level ini berhasil tembus, maka mengkonfirmasi laju support selanjutnya indikator MA-50 pada level Rp15.025/US$.
Bank Indonesia (BI) mencatat modal atau dana asing yang keluar (capital outflow) dari pasar keuangan domestik selama sepekan mencapai Rp2,38 triliun.