Isabel Reynolds - Bloomberg News
Bloomberg, Dukungan kepada Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida turun dalam tiga jajak pendapat yang dilakukan akhir minggu ini, dan ini mengancam prospek kemenangnya dalam pemilihan umum yang kemungkinan diadakan menjelang akhir tahun ini.
Jajak pendapat koran Mainichi pada Sabtu dan Minggu kemarin menyimpulkan dukungan ke perdana menteri turun 12% dari bulan sebelumnya menjadi 33% akibat kekhawatiran terkait keamanan data dan penerapan KTP nasional.
Jajak pendakat koran Asahi dan Kyodo News di periode yang sama menemukan dukungan turun hampir masing-masing 4% dan 6%.
Minggu lalu, Kishida menghentikan sepekulasi bahwa pemilu akan diadakan secepatnya bulan depang dengan mengatakan dia tidak akan membubarkan parlemen untuk pemilu. Dia diduga akan menyelenggarakan pemilu akhir tahun ini sebelum pengumuman cara pemerintahnya mendanai rencana kenaikan anggaran pertahanan hingga 60% yang kemungkinan akan menyebabkan kenaikan pajak.
Meski dia tidak perlu menyelenggarakan pemilu hingga 2025, kemenangan pemilu akan membantunya mempertahankan posisi sebagai ketua parta Liberal Demkorat dalam pemilihan September tahun depan. Partai ini kemungkinan besar juga akan terus berkuasa namun menghadapi risko kehilangan kursi dari partai baru Inovasi Jepang.
Skandal terkait putera Kishida dan serangakaian kesalahan data dalam KTP yang akan digunakan untuk mendapatkan jaminan kesehatan menjadi penyebab penurunan dukungan itu.
Jajak pendapat memperlihatkan bahwa warga negara itu tidak suka dengan kebijakan mengatasi krisis kependudukan yang disebutnya mengancam ekonomi jangka panjang.
Lebih dari 70% responden dalam jajak pendapat Kyodo mengatakan rencana menggunakan KTP untuk mendapatkan layanan kesehatan mulai tahun depan harus dihapus atau ditunda. Jumlah yang sama mengatakan tidak memiliki harapan positif dari kebijakan mendorong angkat kelahiran.
(bbn)