Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, seperti yang sudah diduga pasar, BoJ mempertahankan target suku bunga jangka pendek di -0,1% dan batas atas 0% untuk imbal hasil (Yield) surat utang Pemerintah Jepang bertenor 10 tahun seperti yang diatur dalam kebijakan pengendalian kurva imbal hasil (Yield Curve Control).
“Suku bunga jangka pendek sudah bertahan di -0,1% selama satu dekade dan BoJ memberi indikasi bahwa mereka belum yakin tingkat inflasi saat ini yang akhirnya berhasil menembus target 2,0% akan dapat dipertahankan,” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.
Adapun Bank Sentral Tiongkok (PBOC) sudah memangkas suku bunga acuan jangka pendek dan jangka menengah serta diyakini juga akan memangkas suku bunga pinjaman untuk korporasi besar atau Loan Prime Rate (LPR) pada Selasa minggu ini.
“Pemangkasan suku bunga ini dilakukan di tengah semakin besarnya ketidakpastian atas pemulihan ekonomi Tiongkok pasca pandemik Covid-19 dan menyusul pelemahan pada sejumlah data ekonomi Tiongkok di bulan April dan Mei,” tulisnya dalam riset yang diterbitkan.
Kemudian dari Amerika Serikat, pasar tenaga kerja tercatat mulai mereda setelah masa yang ketat sebelumnya. Initial Jobless Claims memperlihatkan jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran di AS mencapai 262,000 untuk minggu yang berakhir tanggal 10 Juni.
Ini adalah angka tertinggi sejak Oktober 2021 dan jauh di atas ekspektasi pasar, 249.000.
Sinyal-sinyal positif hubungan China-AS akan mencair. Pejabat kedua negara mengatakan, pembicaraan antara Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dan Menteri Luar Negeri China Qin Gang pada Minggu (18/6/2023) ini berlangsung selama 7,5 jam, lebih lama dari yang direncanakan.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan Qin Gang juga menerima undangan Blinken untuk berkunjung ke Washington "Di waktu akan disepakati bersama". Ini merupakan sinyal tambahan bahwa hubungan kedua negara mulai membaik.
Sementara itu seperti yang diwartakan Bloomberg News, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menghentikan serangkaian kenaikan suku bunga pada Rabu, tetapi para pembuat kebijakan memproyeksikan suku bunga akan bergerak lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebagai tanggapan atas tekanan harga yang terus-menerus dan kekuatan pasar tenaga kerja yang mengejutkan.
Adapun Presiden The Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan, inflasi tetap "Terlalu tinggi" dan "Terus-menerus”.
"Saya ingin menegaskan kembali bahwa inflasi 2% adalah target kami, dan saya masih ingin diyakinkan tentang cerita yang masuk akal bahwa perlambatan permintaan mengembalikan inflasi secara relatif cepat ke target itu," kata Barkin dalam pidatonya di Ocean City, Maryland.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan, IHSG terkoreksi 0,23% dan ditutup ke 6.698, namun penutupan IHSG masih mampu berada di atas MA-20.
“Selama IHSG masih mampu bergerak di atas 6.660 sebagai support terdekatnya, maka posisi IHSG saat ini sedang berada di awal wave v dari wave (i) dari wave [iii], yang berarti IHSG akan menguat untuk menguji rentang 6.764-6.819 pada label hitam,” papar Herditya dalam risetnya pada Senin (19/6/2023).
Herditya juga memberikan catatan, apabila IHSG break 6.660 maka IHSG akan membentuk wave b dari wave (i) dari wave [iii] yang akan membawa IHSG terkoreksi terlebih dahulu ke 6.614-6.641.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, AGII, ARTO, INTP, dan LPPF.
Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan kemarin IHSG melemah dengan penurunan 0,23%, dengan investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp788 miliar pada reguler market.
Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung melemah pada hari ini, dengan resistance 6.700–6.730 dan support 6.651–6.600 Dengan saham rekomendasinya ialah GOTO, CTRA, AMRT, ASII, MAPI, dan EXCL.
(fad)