Di samping itu, tim gabungan juga berjaga sekitar lokasi yang berada di dekat dengan permukiman penduduk. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi agar api tidak membesar dan merembet ke permukiman warga. Tim juga mengerahkan satu mobil pemadam kebakaran guna berjaga-jaga.
“Kami bersama instansi terkait juga menunggu di sekitaran permukiman guna menjaga agar kebakaran tidak memasuki permukiman warga ,” jelas Provet.
Sementara itu berdasarkan laporan visual, api yang membakar lahan terlihat memanjang di lereng bukit perbatasan antara hutan dan permukiman warga. Api juga mengeluarkan asap berwarna putih-kelabu yang membumbung ke angkasa.
Hingga saat ini tim masih menyelidiki dan belum mengetahui penyebab pasti terjadinya kebakaran lahan tersebut. Luas lahan yang terbakar juga masih dalam pendataan lebih lanjut.
Waspada Dampak El-Nino
Musim kemarau yang sebagian besar sudah dirasakan di beberapa wilayah Indonesia menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan berlangsung lebih panjang dari tahun sebelumnya. Hal itu dipicu oleh adanya fenomena El-Nino.
Demi mengantisipasi terjadinya dampak dari El-Nino yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan, maka Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto telah menyerukan beberapa hal sebagai antisipasi dan penanganannya kepada seluruh BPBD dan lintas instansi terkait di Tanah Air.
Adapun arahan Kepala BNPB yang pertama adalah agar seluruh unsur pemerintah daerah terkait penanganan karhutla melakukan apel kesiapsiagaan dan patroli secara rutin serta membentuk satgas khusus. Kepala BNPB mengatakan bahwa bencana karhutla menjadi atensi langsung Presiden Joko Widodo, oleh sebab itu dalam penanganannya agar tidak lengah.
Berikutnya Kepala BNPB juga mendorong agar satgas penanganan karhutla terus memantau perkembangan cuaca, titik-titik hot spot, tinggi muka air gambut dan faktor lain yang dapat memicu terjadinya karhutla. Peringatan dini terkait beberapa faktor tersebut dapat dipantau melalui BMKG, BRIN, KLHK dan BRGM.
Lebih lanjut, Kepala BNPB juga meminta agar seluruh kebutuhan terkait penanganan karhutla dapat diidentifikasi, mulai dari kesiapan personel, ketersediaan peralatan, logistik untuk pemadaman darat maupun udara. Apabila perlu, segala kebutuhan tersebut dapat diusulkan kepada pemerintah pusat.
Selanjutnya, Kepala BNPB juga mengajak seluruh pihak yang termasuk dalam unsur Pentaheliks dapat bersinergi secara efektif dan efisien dalam penanganan karhutla. Dalam hal ini, penanganan bencana seperti karhutla menjadi tanggung jawab bersama.
Kemudian yang terakhir, Kepala BNPB meminta kepada unsur TNI dan Polri agar dapat melakukan penegakan hukum dan keamanan, khususnya bagi pelaku pembakaran hutan dan lahan atau pembalakan liar dan sejenisnya.
(dba)