Chunzi Xu - Bloomberg News
Bloomberg, Harga minyak naik akhir pekan ini, memperkuat reli sepanjang pekan inni di tengah tren ekonomi makro menunjukkan permintaan yang lebih kuat secara global.
WTI untuk pengiriman Juli naik US$1,66 menjadi menetap di US$71,78 per barel di New York. Sementara itu, Brent untuk pengiriman Agustus naik 94 sen menjadi US$76,61 per barel.
Minyak mentah mendapat dorongan dari sinyal bahwa penggunaan China akan terus tumbuh, indikasi bahwa musim mengemudi AS akan kuat dan ekspektasi bahwa jeda kenaikan suku bunga Federal Reserve akan memberikan ekonomi bantuan sementara.
Namun, reli harga minyak bersifat terbatas lantaran stok terus membengkak meskipun terdapat pemotongan produksi OPEC+ yang dipimpin Saudi.

Pemangkasan produksi, bersama dengan hilangnya barel Rusia dan kebakaran hutan di Kanada, telah berkontribusi pada pengetatan di pasar minyak mentah yang berat dan asam, tetapi itu sebagian diimbangi oleh ketersediaan kadar yang ringan dan manis dari produsen serpih AS, menurut Greg Sharenow, pengelola direktur di Pacific Investment Management Co. Percabangan ini membingungkan pasar, katanya.
Menambah kebingungan ini adalah sinyal campuran dari pasar fisik. Pemadaman kilang di AS dan Eropa mengancam untuk lebih meningkatkan persediaan minyak mentah di hub utama, termasuk Cushing, Oklahoma, di mana stok sudah berada di level tertinggi dalam dua tahun. West Texas Intermediate turun 11% untuk tahun ini.
"Pasar minyak sangat rapuh, dan pemadaman kilang akan mengganggu rebound yang mulai menahan harga minyak mentah," kata Ed Moya, analis pasar senior di Oanda Corporation.
(bbn)