Sebelumnya dilaporkan oleh Bloomberg News bahwa pemerintah AS akan membuat kesepakatan dengan Belanda dan Jepang untuk membatasi ekspor beberapa mesin pembuat chip canggih ke China dalam pembicaraan yang berakhir Jumat (27/01/2023) di Washington, mengutip para sumber yang mengetahui soal itu.
Kesepakatan tersebut ditujukan untuk melemahkan ambisi Beijing untuk membangun kemampuan chip dalam negerinya sendiri, dan akan mengontrol ekspor perusahaan yang berbasis di Belanda dan Jepang, termasuk ASML Holding NV, Nikon Corp. dan Tokyo Electron Ltd.
Hal ini kemudian membuat China meradang. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning untuk mengatakan Senin (30/01/2023) bahwa AS telah menyalahgunakan kontrol ekspor yang akan menggoyahkan industri global dan rantai pasokan.
“Pihak-pihak terkait perlu bertindak dengan hati-hati dan memandang masalah ini berdasarkan kepentingan jangka panjang mereka sendiri dan kepentingan bersama masyarakat internasional,” katanya.
Mao menambahkan bahwa China akan mempertahankan kepentingannya tanpa merinci langkah yang akan diambil.
(bbn)