“Startup ramah lingkungan menyediakan sumber daya dan meningkatkan efisiensi. Kala harga energi melonjak, ini meningkatkan valuasi startup ramah lingkungan,” sebut Mark Daly, Analis BloombergNEF, dalam laporannya.
Ke depan, ruang untuk tumbuh masih terbuka. Masih banyak sumber dana yang belum termanfaatkan.
Median pendanaan tahun lalu tercatat US$ 10 miliar (Rp 155,27 triliun) per kesepakatan, naik 42,86% dibandingkan 2021. Beberapa perusahaan yang memperoleh pendanaan US$ 1 miliar atau lebih adalah InterEnergy Holdings dan Rubicon Carbon.
Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) mendominasi perolehan pendanaan dengan 38%. Disusul oleh China sebanyak 25%.
Insentif yang diberikan pemerintah AS cukup efektif dalam mendongkrak investasi di sektor ramah lingkungan. Mulai dari pembangunan pabrik baterai sehingga penyimpanan karbon.
Meski begitu, China masih memimpin dalam hal pengembangan kendaraan listrik dengan pangsa 49%. GAC Aion New Energy Automobile memperoleh pendanaan US$ 2,6 miliar (Rp 40,37 triliun) dan Sunwonda Electronic Co meraup US$ 1,2 miliar (Rp 18,63 triliun).
(aji)