Saham-saham LQ45 yang tercatat anjlok adalah PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) drop 130 poin (2,8%) ke posisi Rp4.390/saham, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) kehilangan 70 poin (2,6%) ke posisi Rp1.470/saham, dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) turun 25 poin (2,4%) ke posisi Rp1.005/saham.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memutuskan untuk membagikan dividen 100% dari laba bersih kinerja keuangan 2022 senilai Rp12,56 triliun atau sekitar Rp1.094/saham.
Dengan nilai tersebut, PTBA memecahkan rekor pembagian dividen yang pernah dibagikan oleh Perseroan. Rekor ini memecahkan rekor pembagian dividen pada tahun sebelumnya. Nilai dividen untuk laba bersih 2022 setara dengan Dividen Yield 30%.
PT VKTR Teknologi Mobilitas telah merampungkan proses penawaran atau bookbuilding IPO. Harga pelaksanaan ditetapkan pada harga Rp100/saham. Adapun IPO VKTR mengalami oversubscribed sebanyak 38 kali. VKTR melepas 8,75 miliar saham. Dengan harga pelaksaan Rp100/saham, maka akan mendapatkan dana segar mencapai Rp875 miliar.
Indonesia untuk pertama kalinya mengekspor nikel sulfat pada hari ini, Jumat (16/6/2023). Ekspor perdana ini dilakukan oleh PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) melalui entitas asosiasinya, Halmahera Persada Lygend (HPL).
Ekspor perdana tersebut berjumlah 5.584 ton nikel sulfat yang dikemas dalam 290 kontainer, menuju China. Nikel sulfat tersebut merupakan hasil pemurnian di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Bersamaan dengan sentimen ini, investor saham NCKL merespon positif dengan mencatatkan kenaikan 55 poin atau setara dengan menguat 5,64% dari perdagangan sebelumnya menuju harga Rp1.030/saham.
Untuk pasar saham Asia kompak bergerak menguat pada sore hari ini. Indeks Hang Seng Hong Kong terapresiasi 1,07%, indeks Kospi naik 0,66%, indeks Nikkei 225 menguat 0,66%, indeks Shanghai menguat 0,63%, dan indeks Strait Times Singapore menguat 0,53%. Sementara itu Dow Jones Index Future naik 0,08%.
Data perekonomian China yang lebih rendah dari perkiraan pada Mei kemarin telah mendorong para ekonom di bank-bank utama memangkas proyeksi pertumbuhan China tahun ini, dengan harapan bisa melihat lebih banyak dukungan kebijakan untuk negeri itu dalam beberapa pekan ke depan.
JPMorgan Chase & Co., UBS Group AG, dan Standard Chartered Plc. semuanya memangkas perkiraan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) China untuk 2023 menjadi 5,5% atau lebih rendah minggu ini setelah angka resmi untuk pertumbuhan penjualan ritel dan investasi aset tetap, tercatat melambat dari bulan April di bawah ekspektasi.
(fad)