Logo Bloomberg Technoz

The Fed Tahan Suku Bunga, Tantangan Baru Bagi BI

Elisa Valenta
16 June 2023 16:10

Pegawai melintas di pusat Bank Indonesia. (dok Bloomberg)
Pegawai melintas di pusat Bank Indonesia. (dok Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank sentral AS The Fed memutuskan dengan suara bulat untuk mempertahankan suku bunga kebijakannya pada kisaran 5,0%-5,25%. Hal ini memberi ruang kepada The Fed untuk mengevaluasi lag impact dari kenaikan 500 bps yang dilakukan sepanjang Maret 2022 dan Mei 2023.

Namun demikian, The Fed terlihat lebih hawkish daripada yang diperkirakan, dan memberi sinyal atas kemungkinan menaikkan suku bunga dua kali lagi sebanyak 25 bps sampai akhir tahun 2023.

Analis Mirae Asset Sekuritas Robertus Hardy mengatakan usai pengumuman The Fed kemarin, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun kemarin turun 2,7 bps menjadi 3,79%, sedangkan imbal hasil untuk UST tenor 2 tahun naik tipis 2,0 basis poin menjadi 5,22%.

"Menariknya, ekspektasi pasar terhadap pergerakan FFR ke depan menunjukkan kenaikan sebesar 25 bps di bulan Juli, dan akan tetap dipertahankan pada kisaran 5,25%-5,50% sampai dengan akhir tahun. Namun demikian, perbedaan perspektif antara pasar dan The Fed telah menciptakan ketidakpastian dan potensi volatilitas ke depan," kata dia Jumat (16/6).

Pergerakan Bunga The Fed atau fund rate. (dok Bloomberg)

Menurut Robert, potensi volatilitas ke depan, memiliki implikasi kepada keputusan kebijakan moneter BI. Kejelasan arah kebijakan suku bunga AS ke depan memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan BI mengenai arah kebijakan moneternya.