Sedang untuk tribun tengah adalah kategori CAT5 seharga SG$168 atau Rp1,8 juta, lalu CAT6 seharga SG$148 sekitar Rp1,6 juta. Lalu, tribun paling atas ada CAT7 seharga SG$128 atau Rp1,42 juta, disusul CAT8 seharga SG$98 Rp1,09 juta, dan CAT9 seharga S$68 atau Rp756.000. Untuk kelas festival general standing yang lokasinya persis di depan atau samping panggung, dijual seharga SG$168, sekitar Rp1,8 juta.
Baca juga: Bareskrim Periksa Promotor Konser Coldplay, Izin Konser Masih Diproses
Untuk tiket spesial yang disebut Enhanced Experience, promotor di Singapura membagi kelasnya menjadi tiga golongan. Yakni, kelas Ultimate Spheres Experience dibanderol total seharga SG$1.098 atau sekitar Rp12,2 juta. harga itu sudah termasuk tiket konser seharga SG$298 ditambah fasilitas spesial mulai dari fasilitas dokumentasi atau foto dari fotografer profesional, merch eksklusif hingga hadiah. Ada juga kelas Supersolis Experience yang dibanderol seharga SG$538 atau setara Rp6 juta dan kelas Kubik Experience seharga SG$398, sekitar Rp4,4 juta.
Dengan kata lain, rentang harga tiket konser Coldplay di Singapura berkisar Rp756.000 hingga Rp3,3 juta untuk tiket nonton konser saja tanpa fasilitas khusus, lalu rentang Rp4,4 juta hingga Rp12,2 juta untuk tiket kelas spesial.
Sedang rentang tiket konser Coldplay di Jakarta mencapai Rp800.000 - Rp5 juta, lalu untuk tiket kelas spesial yaitu My Universe dihargai Rp5,7 juta serta kelas Ultimate Experience seharga Rp11 juta. Harga itu belum menghitung pajak hiburan dan biaya layanan.
Harga tiket kelas festival di Indonesia bisa dua kali lipat dari harga Singapura. Sedikit perbandingan, untuk kelas Festival free standing, berdiri persis di dekat panggung tempat Chris Martin dan kawan-kawan beraksi, harga tiket untuk konser Jakarta dibanderol Rp3,2 juta. Sedangkan di Singapura, untuk posisi yang sama yakni berdiri di samping atau depan panggung, dijual seharga Rp1,8 juta.
Bagi Singapura yang pendapatan per kapitanya sudah mencapai US$ 72.794 pada 2021 lalu, setara Rp1,08 miliar, harga tiket itu bisa disebut sangat murah. Rata-rata pendapatan per bulan warga Singapura pada 2021 mencapai Rp90 juta.
Pada 2022, pendapatan per kapita RI mencapai US$4.783,9 atau sekitar Rp71,56 juta per tahun per orang. Sehingga, pendapatan rata-rata per bulan orang Indonesia pada 2022 sekitar Rp5,9 juta.
Baca juga: War Ticket Konser Coldplay dan Cerita Kelas Atas Indonesia
Harga tiket lebih murah ditambah frekuensi konser yang sampai 4 malam, boleh jadi pertimbangan bisnis grup musik dalam mengakomodasi penonton Jakarta yang tempo hari tidak kebagian tiket untuk November. Namun, mengapa tidak menambah semalam lagi di Jakarta? Begitu mungkin pertanyaan warganet yang tidak kebagian tiket tempo hari.
Pergi menonton konser di Singapura dengan harga tiket lebih murah, boleh jadi bagi sebagian kalangan di Indonesia, terutama kaum berduit, tidaklah sulit. Hanya menambah tiket pesawat dan akomodasi, mungkin total pengeluaran sama dengan membeli satu tiket kelas premium di Gelora Bung Karno. Penerbangan dari Indonesia ke Singapura banyak dan mudah.
Artinya, ada peluang aliran devisa dari warga RI ke Negeri Singa itu sejurus dengan kedatangan Coldplay. Tentu itu menjadi potensi pendapatan bagi negeri jiran tersebut.
Bukan hanya dengan Singapura saja di mana tiket konser musik yang sama dibanderol lebih mahal. Dibandingkan harga tiket konser Coldplay di Malaysia, harga Indonesia juga lebih mahal.
PR Besar Indonesia
Dari sini juga menjadi semakin mencolok bagaimana Singapura, negara yang memperluas wilayah dengan reklamasi dan impor pasir dari negara lain itu, menahbiskan diri sebagai negeri paling maju di ASEAN dan mengalahkan Indonesia, hampir di segala hal. Terutama perihal daya tarik di mata pemodal global.
Fenomena Coldplay dan bagaimana Singapura begitu cemerlang di mata dunia, baik untuk bisnis perdagangan internasional hingga bisnis hiburan seperti konser musik artis, mengingatkan lagi tentang pekerjaan rumah Indonesia yang masih terlalu banyak.
Singapura sejauh ini adalah satu dari 50 negara terkaya di dunia dengan pendapatan per kapita mencapai US$72.794 pada 2021 menurut data Bank Dunia.
Singapura juga tercatat memiliki ranking kemudahan berbisnis yang diukur dengan Indeks EODB World Bank nomor dua dunia, bandingkan dengan Indonesia yang masih peringkat 73 pada 2019 lalu.
Bagaimana dengan tingkat korupsi?
Negeri Merlion mencatat ranking sebagai negara paling bersih dari korupsi di urutan 5 dari 180 negara. Satu-satunya negara Asia yang masuk kelompok 10 besar di jajaran negara paling bersih menurut penilaian Transparency International pada 2022. Skor Corruption Perception Index (CPI) Singapura tahun lalu mencapai 83.
Skor indeks diukur dengan skala 0 (sangat korup) hingga 100 (sangat bersih), sehingga semakin tinggi nilai persepsi korupsi sebuah negara maka semakin rendah korupsi terjadi di negeri itu.
Adapun Indonesia sejauh ini masih berjibaku memerangi korupsi dengan indeks CPI semakin melorot di angka 34, tidak berubah dari posisi 2014 silam. Ranking Indonesia juga turun lagi ke 110 dari semula sempat di peringkat 96 pada 2019 lalu.
Baca juga: Pertaruhan Jokowi Mengorbankan Demokrasi Demi Investasi
Tingkat kemudahan berbisnis, rendahnya korupsi dan tingginya efisiensi investasi juga yang membuat Vietnam, negara yang baru selesai berperang pada 1975, mengalahkan Indonesia sejauh ini. Termasuk dalam kompetisi memperebutkan kue investasi yang mengemuka dari perang dagang China versus Amerika.
Baca juga: Sudah Dipecundangi Vietnam, Jangan Sampai Kalah Juga Dari Myanmar
Negeri itu mencatat tingkat efisiensi lebih tinggi dengan skor Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Vietnam selama kurun 2015-2019 sudah di level 3,7. Sedangkan skor ICOR Indonesia masih tinggi sebesar 6,8, lebih tinggi dibandingkan Malaysia 5,4 dan Filipina 4,1.
Skor ICOR tinggi mengindikasikan negara tersebut kurang efisien untuk berinvestasi di mana semakin rendah angkanya maka semakin efisien negeri itu untuk berinvestasi.
Vietnam juga mencatat indeks EODB di level lebih rendah yakni 70 dengan indeks persepsi korupsi juga lebih bagus ketimbang Indonesia yaitu sebesar nilai 42 pada 2022 lalu. Vietnam mengalahkan Thailand 36, Filipina 33 juga Myanmar 23. Vietnam berada di urutan ketiga negeri paling bersih di ASEAN setelah Malaysia yang nilainya 47 dan Singapura dengan skor 98.
Upaya Menggeber Industri MICE
Pemerintah RI memang baru beberapa tahun terakhir terlihat lebih serius menggarap potensi kue ekonomi dari bisnis seputar konser musik, seni, budaya dan olahraga serta ekonomi kreatif lain. Dengan potensi pergerakan ekonomi ditaksir mencapai Rp170 triliun, menjadi mubazir bila tidak digarap serius.
Beberapa gebrakan untuk mendorong bisnis pariwisata juga sektor Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) sebagai motor pertumbuhan ekonomi terus digalakkan. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI menyebut, beberapa kebijakan baru yang telah dirilis untuk mendorong pertumbuhan sektor itu di antaranya adalah memangkas perizinan menjadi maksimal 45 hari sebelum acara berlangsung.
Baca juga: Mengapa Konser Coldplay Bagus untuk Pertumbuhan Ekonomi RI
"Target event besar, izin prinsip bisa diberikan 6 bulan sebelumnya dan untuk izin teknis atau lebih detail diberikan 3 bulan sebelumnya. Sementara izin final 45 hari sebelum event," jelas Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dalam pernyataan resmi, 27 Februari lalu.
Selain kemudahan izin, pemerintah juga menggandeng maskapa penerbangan untuk meningkatkan jumlah penerbangan yang bisa menarik turis asing masuk terutama dari Tiongkok.
"Seperti pasar Tiongkok yang kita targetkan adalah 255.300 orang pada target batas atas, dan sektor MICE menyumbang 25% dari target itu," kata Sandi.
(rui)