Program kerja tersebut khususnya meliputi pengeboran 12 sumur minyak dan sumur injeksi air, penyambungan sumur pengembangan baru, dan pembangunan unit ekstraksi LPG dan proyek akuisisi seismik 3D WAG (water alternating gas), serta proyek produksi energi tenaga surya.
Adapun, jumlah total investasi yang direncanakan untuk pelaksanaan pengembangan ini diperkirakan lebih dari US$800 juta (sekitar Rp11,95 triliun) dan diperkirakan migas yang dapat dihasilkan hampir mencapai 150 juta barel setara minyak atau barrels of oil equivalent per day (BOEPD).
Nicke menambahkan penandatanganan kontrak ini sesuai dengan keinginan ketiga mitra untuk merealisasikannya dalam ruang lingkup kontraktual MLN dan untuk memperkuat kerja sama di bidang eksplorasi dan produksi hidrokarbon.
“Setelah persiapan kontrak yang matang, Pertamina dan para mitra akhirnya menyepakati perjalanan baru operasi migas di Aljazair. Komitmen kami untuk jangka panjang akan menjadi perjalanan baru dan menarik, menegaskan kembali jejak langkah global kami bersama dengan Sonatrach dan Repsol,” katanya.
Sekadar catatan, PIEP berpotensi menghasilkan produksi puncak di blok 405a sebesar 36.000 BOEPD serta membuka peluang baru pengembangan di wilayah sekitar dalam 25 tahun ke depan dan potensi tambahan 10 tahun perpanjangan kontrak.
(rez/wdh)