Pei Li dan Manuel Baigorri - Bloomberg News
Bloomberg, J&T Express, perusahaan jasa pengiriman barang atau kurir berencana untuk mengajukan penawaran saham perdana atau IPO di bursa Hong Kong dalam beberapa hari mendatang, menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini.
J&T Express yang berkantor pusat di Jakarta akan menargetkan dana hasil penjualan saham ke publik sekitar US$500 juta hingga US$1 miliar, atau Rp7,45 hingga Rp14,9 triliun (asumsi kurs Rp14.900/US$) dikatakan salah seorang yang tidak ingin disebutkan namanya karena informasi yang bersifat pribadi.
Aksi korporasi IPO akan dilaksanakan tahun ini, meski belum detail keputusan akhir, termasuk rincian nilai dan jadwal pelaksanaan. Seluruhnya masih dapat berubah, kata sumber tersebut.
J&T Express menolak berkomentar saat dikonfirmasi.
Langkah mencatatkan saham di Hong Kong sejalan dengan perusahaan sejenis milik Alibaba Group Holding Ltd. — SF Holding Co. dan Cainiao Network Technology Co. Bursa di Hong Kong diketahui belum pernah lagi memproses IPO dengan nilai lebih dari US$1 miliar sejak pencatatan saham perdana CALB Group Co. senilai US$1,3 miliar pada Oktober.
Total penjualan saham perdana kepada publik tahun ini di Bursa Hong Kong tercatat hanya US$2,2 miliar, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Berdiri pada tahun 2015 oleh Jet Lee dan Tony Chen, J&T Express beroperasi di Asia Tenggara, Cina, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Meksiko, Brasil, dan Mesir, menurut situs web perusahaan.
Perusahaan total memiliki lebih dari 400.000 karyawan di seluruh dunia. Di Cina, J&T dikenal dengan harga dan ekspansinya yang agresif, menantang para pesaingnya, SF Holding dan YTO Express Group Co., entitas yang berafiliasi dengan Alibaba.
J&T didukung oleh sejumlah perusahaan investasi, termasuk Hillhouse Capital, Boyu Capital, Sequoia Capital China dan Temasek Holdings Pte.
J&T Express telah bekerja sama dengan Bank of America Corp, China International Capital Corp, dan Morgan Stanley dalam menghitung potensi penjualan saham perdana, dilaporkan Bloomberg News 2021.
Perusahaan ini awalnya mempertimbangkan untuk mencatatkan sahamnya di Amerika, namun kemudian mengalihkannya ke Hong Kong karena regulator Tiongkok meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan-perusahaannya yang tercatat di luar negeri, kata orang-orang yang mengetahui masalah ini.
Meskipun J&T adalah perusahaan Indonesia, beberapa investornya berbasis di Tiongkok. Perusahaan logistik ini memiliki operasi yang signifikan di sana, yang memicu kekhawatiran atas potensi pengawasan dari Beijing, kata salah satu orang.
(bbn)