Tekanan terhadap aset-aset rupiah juga datang dari sentimen global menyusul pernyataan hawkish Federal Reserve yang kemarin menegaskan akan kembali melanjutkan serial pengetatan moneter dengan menguras likuiditas global agar kembali ke sistem Amerika.
Penurunan Surplus Sementara?
Menurut analisis ekonom, penurunan surplus neraca dagang sifatnya hanya temporer terpicu oleh kenaikan aktivitas produksi dan investasi di sektor manufaktur pasca-Lebaran. "Transaksi berjalan (current account) untuk full year 2023 akan tetap stabil -0,1% dari Produk Domestik Bruto," kata Lionel Prayadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas.
Surplus neraca dagang Indonesia mencatat penurunan tajam di laur dugaan pasar pada Mei lalu, akibat berbaliknya performa impor dari kontraksi menjadi ekspansi. Yaitu, dari minus 22,3% menjadi tumbuh positif 14,4%, terdorong peningkatan aktivitas produksi dan investasi.
Kenaikan aktivitas produksi tercermin dari peningkatan impor bahan baku sebesar US$ 3,7 miliar menjadi US$ 15,3 miliar, atau tumbuh 32% month-to-month atau 4,4% year-on-year.
Sementara itu, kenaikan aktivitas investasi tercermin dari kenaikan impor barang modal sebesar US$ 1,6 miliar menjadi US$ 3,9 miliar, tumbuh 66% secara bulanan atau tumbuh 60% secara tahunan.
"Kenaikan aktivitas produksi dan konsumsi pada Mei itu konsisten dengan peningkatan beban kerja yang disinggung dalam laporan PMI manufaktur dari S&P, walaupun dampak kenaikan tersebut jauh melebihi proyeksi kami," jelas Lionel.
Analis memprediksi kenaikan impor serta ekspor produk-produk manufaktur pada Mei lalu hanya bersifat sementara. "Berdasarkan hasil survei S&P di bulan Mei, peningkatan aktivitas manufaktur hanya bersifat sementara karena jumlah pesanan baru dari dalam maupun luar negeri turun akibat pelemahan ekonomi global. Hal ini tercermin dari rilis data PMI Mei awal bulan ini," imbuh Lionel.
Dengan demikian, rasio defisit transaksi berjalan terhadap PDB tahun ini diprediksi akan bertahan di angka minus -0,1%. Neraca dagang akan kembali naik pada Juni seiring dengan normalisasi aktivitas produk manufaktur pasca-libur Lebaran menjadi US$ 2,6 miliar.
(rui)