Pergerakan tersebut terjadi sehari setelah pejabat Fed menghentikan serangkaian kenaikan suku bunga. Namun, borrowing cost diproyeksikan akan lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya, seperti apa yang dikatakan oleh Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell sebagai inflasi yang sangat persisten dan kekuatan pasar kerja.
Yen mengalami penurunan setelah menyentuh level terlemahnya terhadap dolar sejak November. Bank Sentral Jepang diperkirakan akan mempertahankan kebijakan suku bunga negatif dan program pengendalian kurva imbal hasil pada rapat yang akan digelar Jumat (16/06/2023).
Ekuitas terus mengalami kenaikan setelah benchmark AS melewati ambang bull-market pekan lalu, melonjak lebih dari 20% dari level terendah pada Oktober. Trader terus menumpuk saham, bahkan setelah indeks kekuatan relatif (Relative Strength Index/RSI) 14 hari S&P 500 mencapai 70, yang dilihat oleh beberapa trader sebagai salah satu indikasi overbought.
Reli dalam ekuitas menghadapi ancaman baru selama beberapa pekan ke depan dengan pengelola uang terbesar di dunia siap untuk melepas sebanyak US$150 miliar saham. JPMorgan Chase & Co. memproyeksikan portofolio real-money yang akan mendukung obligasi untuk memenuhi target alokasi.
--Dengan asistensi dari Rita Nazareth.
(bbn)