Ekonom Goldman Sachs Group Inc. memperkirakan jumlah anak muda yang menganggur saat ini tiga juta lebih banyak dari sebelum pandemi.
Ken Wong, spesialis portofolio ekuitas Asia di Eastspring Investments, menyebut angka pengangguran anak muda akan terus naik dengan bertambahnya lulusan baru yang masuk dunia kerja.
Pengangguran anak muda tetap bertahan di angka tinggi sejak awal 2022 karena Covid-19 dan kemerosotan properti, yang menambah masalah struktural di pasar tenaga kerja.
Banyak perusahaan enggan merekrut pegawai baru karena pemulihan ekonomi yang lesu. Peraturan pemerintah yang ketat juga mengakibatkan hilangnya banyak pekerjaan di sektor pendidikan, teknologi, dan properti.
Tingkat pengangguran biasanya naik saat musim panas karena puluhan juta lulusan mencari pekerjaan.
Citigroup Inc. memperkirakan hampir 12 juta lulusan perguruan tinggi akan memasuki pasar kerja tahun ini, yang kemungkinan membawa tingkat pengangguran anak muda berada di atas 25%.
Tingginya angka pengangguran di kalangan anak muda membebani kepercayaan konsumen, karena rumah tangga memilih membayar utang lebih awal untuk mengurangi risiko. Pemerintah telah melakukan langkah-langkah untuk membantu perusahaan memperbanyak perekrutan, termasuk subsidi.
Gubernur Bank Rakyat China Yi Gang awal bulan ini berjanji untuk mempromosikan lapangan kerja dan meningkatkan pembiayaan untuk industri, yang merupakan kunci menstabilkan lapangan kerja, seperti sektor jasa.
-Dengan asistensi dari Jill Disis dan Charlotte Yang.
(bbn)