Logo Bloomberg Technoz

Puncak Bunga The Fed ke 5,625%, Bunga Acuan BI Bisa Naik Lagi

Ruisa Khoiriyah
15 June 2023 15:40

Gubernur Bank Sentral AS The Fed Jerome Powell kepada media usai rapat Federal Open Market Committee (FOMC). (Dok Bloomberg)
Gubernur Bank Sentral AS The Fed Jerome Powell kepada media usai rapat Federal Open Market Committee (FOMC). (Dok Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Keputusan Federal Reserve mempertahankan bunga acuan setelah 15 bulan menggelar langkah pengetatan moneter sudah diprediksi oleh pasar. Namun, sinyal terbaru bank sentral paling berpengaruh di dunia itu, bahwa ada peluang kenaikan dua kali lagi bunga acuan Fed Funds Rate, dapat menjadi kabar buruk bagi Indonesia.

Menurut analis, bila The Fed sampai menaikkan bunga acuan hingga ke level puncak baru yakni 5,625%, maka ada peluang Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan bunga acuan BI7DRR sebesar 25 bps sebelum tahun ini berakhir untuk menjaga selisih imbal hasil surat utang tetap kompetitif dan memastikan riil interest rate aset rupiah masih menarik.

"Bila The Fed sampai naik 50 bps lagi, kemungkinan BI juga akan menaikkan lagi bunga acuan 25 bps," komentar Lionel Prayadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas pada Bloomberg Technoz, Kamis siang (15/6/2023).

Meski BI menegaskan bahwa keputusan kenaikan bunga acuan adalah independen dan tidak bergantung pada tinggi rendah bunga acuan bank sentral lain, posisi Fed sangatlah krusial. Bila Fed rate tinggi, maka itu bisa membuka risiko tekanan pada nilai tukar rupiah karena dana pemodal asing secara alamiah akan pergi pulang menyerbu aset dolar AS.

Risiko capital outflow itulah yang ditakutkan oleh BI.