Pertumbuhan ekonomi Australia secara tak terduga melambat pada kuartal terakhir setelah kenaikan suku bunga dari Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) menghambat pengeluaran dan konstruksi rumah tangga.
Namun, RBA mempertahankan bias hawkish, khawatir tekanan inflasi menjadi mengakar di tengah percepatan biaya tenaga kerja seraya mengakui soft landing sulit dicapai. Berdasarkan survei Bloomberg, para ekonom telah berekspektasi atas peluang penurunan ekonomi Australia dalam 12 bulan ke depan sebesar 50%.
"Perubahan yang dilakukan oleh RBA bulan lalu mengungkapkan keinginan untuk lebih cepat mengambil kebijakan yang lebih ketat," kata Kenneth Crompton, ahli strategi senior di National Australia Bank di Sydney. "Yang lainnya sama, dan itu menambah risiko kebijakan yang berkontribusi pada resesi di Australia, dan kecenderungan kurva berbalik menunjukkan hal tersebut."
(bbn)