Toyota telah membangun prototipe Lexus UX 300e, dengan tuas persneling dan pedal kopling, yang meniru desain mobil transmisi manual. Kedua komponen tersebut tidak terhubung ke mekanik apa pun. Keduanya secara efektif tidak berbeda dengan joystick untuk gim video.
Meskipun para insinyur Toyota pertama kali memberi pengarahan kepada jurnalis tentang konsep mobil EV manual beberapa bulan yang lalu, baru pekan lalu perusahaan memberikan kesempatan kepada para analis dan reporter, untuk merasakan sensasi mengganti persneling EV di fasilitas penelitiannya di kaki Gunung Fuji, beberapa jam dari Tokyo.
Toyota and Lexus are working on a simulated manual gearbox for electric cars. The transmission is currently being tested on an electric Lexus UX300e. The goal of the technology is to increase driver engagement, replicating the feeling of a manual ICE-powered vehicle. pic.twitter.com/k2LkPWb9Re
— Carscoops (@Carscoop) December 5, 2022
Setelah mendapatkan kritik karena menyia-nyiakan kesempatan dalam tren elektrifikasi dan tertinggal dari Tesla dan BYD China, Toyota berupaya habis-habisan untuk melakukan test drive demi menunjukkan perusahaan telah berprogres signifikan dalam mendesain EV di balik layar.
Toyota memberikan pengarahan terperinci pekan lalu tentang pengembangan baterai, rencana produksi, dan teknologi EV mereka. Prototipe lain yang sedang digarap mencakup SUV Lexus berbahan bakar hidrogen, Lexus RZ steer-by-wire, truk pengiriman sel bahan bakar hidrogen, serta van pengiriman kei bertenaga baterai.
Dalam showcase yang bertajuk Toyota Electrified Sport Concept tersebut, raksasa otomotif Jepang itu juga memamerkan Lexus RZ 450e yang dapat mengubah perilaku powertrain-nya dengan cepat untuk meniru apa saja dari mobil kompak Passo, ke van pengiriman, hingga supercar Lexus LFA seharga US$375.000 (sekitar Rp5,6 miliar).
Semua desain mobil tersebut dapat disimulasikan melalui perangkat lunak, meskipun para insinyur Toyota berusaha untuk meningkatkan pengalaman dengan speaker yang dipasang — agak kikuk — di lantai di bawah kursi pengemudi. Ada sedikit jeda antara menekan pedal dan hiruk pikuk buatan V10 4,8 liter LFA yang meningkat, tetapi konsepnya jelas.
Menambahkan waktu ke mobil listrik bukanlah ide baru. Motor traksi biasanya disetel untuk mengeluarkan suara tertentu pada volume yang nyata, baik untuk mengingatkan pejalan kaki maupun menambah sedikit karakter pada pengalaman berkendara.
Berbagai produsen mulai dari Ferrari hingga Dodge juga telah merancang suara knalpot palsu untuk EV yang mereka produksi.
Berdiri di seberang mobil-mobil EV Toyota – yang satu dengan transmisi manual dan yang lainnya dengan 'kepribadian ganda' – saya lantas bertanya kepada Chief Technology Officer (CTO) Hiroki Nakajima; seberapa serius pihaknhya membawa konsep ini ke pasar?”. “Biaya untuk melakukannya tidak akan signifikan,” katanya kepada saya.
“Sebenarnya, EV manual dan EV baterai on-demand bisa dikeluarkan sebagai produk, karena mereka hanya mengubah perangkat lunak,” kata Nakajima kemudian, saat sesi tanya jawab.
Jadi bagaimana rasanya mengendarai EV dengan transmisi manual?
Bisa dibilang, itu luar biasa. 'Mesin' - yang, sekali lagi, tidak ada - berhenti dengan cara yang meyakinkan, meskipun siap untuk bekerja lagi dalam waktu kurang dari satu detik.
Insinyur Toyota yang duduk di sebelah saya mendorong saya untuk 'putar' mobil dan lepas landas dari posisi berhenti dengan pedal penuh.
Saya mendapati diri saya membayangkan kemungkinan-kemungkinan baru — misalnya, kendaraan yang melaju seperti limusin saat terjebak dalam lalu lintas padat. Tak lama kemudian berubah menjadi Supra enam kecepatan di jalan raya.
Kombinasi dari kedua konsep ini, Anda bahkan mungkin dapat membuat mobil yang belum ada, seperti Lexus LFA.
Apakah ide-ide ini menghasilkan produk di pasaran, akan bergantung pada permintaan? Dan berapa banyak pembeli mobil bersedia membayar untuk kesenangan itu?
Mungkin masih banyak yang bisa dilakukan Toyota untuk mengubah karakteristik setir, pengereman dan suspensi untuk mensimulasikan mobil yang berbeda, kata Nakajima.
Apakah ide-ide ini sama dengan solusi dalam mencari masalah? Atau, seperti yang disindir seorang rekan, akankah mobil dengan transmisi manual palsu ini menjadi 'burger vegan' di dunia otomotif, atau 'daging palsu' pengganti bensin?
Kami tidak mungkin mengetahuinya hingga setidaknya hingga 2026, ketika Toyota berencana untuk mulai meluncurkan EV generasi berikutnya.
(bbn)