Logo Bloomberg Technoz

Sampai dengan Mei, PT Pertamina (Persero) telah mendistribusikan LPG 3 Kg sebanyak 3,32 juta ton atau 41,6% dari kuota. Sementara itu, realisasi penyaluran LPG petani mencapai 0,02 juta ton.

Sepanjang 2022, realisasi penyaluran LPG 3 Kg untuk PSO mencapai 7,8 juta ton. Adapun, agen distribusi LPG 3 Kg untuk PSO tercatat sebanyak 5.165 unit. Dari tahun ke tahun, rerata penyaluran LPG 3 Kg untuk PSO mengalami kenaikan sekitar 5%. 

Volume BBM dan LPG 3 Kg bersubsidi dalam APBN. (Sumber: Kementerian ESDM)


Untuk mencegah kebocoran distribusi LPG 3 Kg, Tutuka mengatakan sistem registrasi konsumen melalui aplikasi MyPertamina akan berlaku mutlak mulai 2024. Dia tidak menampik pada awal pemberlakuan mandatori registrasi tersebut, banyak masyarakat yang masih enggan.

“Pendaftaran itu, yang beli [LPG 3 Kg] didaftar. Di awal agak banyak reluctant masyarakat dan sebagainya, tetapi sekarang sudah berlaku di 140 kabupaten/kota. Bisa lah selesai tahun inni. Sekarang berjalan bagus. Masyarakat didata, cukup siapkan KTP, nanti kami bantu,” ujar Tutuka. 

Dia melanjutkan untuk tahun ini, pemerintah masih akan memberikan toleransi bagi pembeli LPG 3 Kg yang belum terdaftar di MyPertamina. Pemerintah akan memberi batas waktu untuk registrasi ulang sampai dengan tahun depan, sebelum mandatori wajib registrasi berlaku penuh.

Untuk mengawasi distribusi LPG 3 Kg agar tepat sasaran, Tutuka mengatakan Kementerian ESDM akan menggandeng aparat penegak hukum dan melibatkan peran Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).

Selain mencegah LPG bersubsidi jatuh ke pihak yang tidak berhak –termasuk pengusaha rumah makan–, pengawasan ketat dilakukan untuk menindak praktik-praktik curang seperti pengoplosan gas untuk tabung melon.

“Kami melakukan pengawasan untuk mengatasi oplosan, tetapi tenaga terbatas. Seringkali kami datangi [lokasi kejadian], terus enggak ada. Kami kerja sama akhirnya dengan Polri dan Polri mengundang kami juga sebagai saksi ahli. Jadi kami punya datanya,” ujarnya. 

Ilustrasi Gas 3Kg. (Dok. Pertamina)

Nilai Subsidi 2024

Terkait dengan besaran nilai atau valuasi subsidi LPG 3 Kg untuk RAPBN 2024, Tutuka mengaku Kementerian ESDM masih belum dapat menghitung secara akurat, mengingat harga LPG di tingkat global tengah berfluktuasi.

“Kalau Pertamina dan ESDM menghitung harga naik turun sekarang berdasarkan harga yang disepakati, yaitu harga ICP [Indonesian Crude Price]. Namun, harga LPG kan naik turun. Sekarang Aramco saja sudah US$450—US$450. Setelah ini baru bisa diprediksi.”

Bagaimanapun, Tutuka mengatakan, kemungkinan tidak akan penambahan nilai subsidi LPG untuk tahun depan dengan asumsi perkiraan ICP yang turun. “Itu agak hati-hati karena konflik di luar bisa berpengaruh ke harga ICP,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Tutuka menjelaskan masalah harga eceran tertinggi (HET) LPG 3 Kg yang tidak seragam di berbagai daerah. Ketentuan harga diatur dalam Peraturan Menteri ESDM No. 28/2021 tentang Perubahan Atas Permen ESDM No. 26/2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas.

“[Penetapan] HET diserahkan ke pemda berdasarkan permen. Jadi ditentukan masing-masing [pemda], tetapi sampai ke masyarakat seringkali [harga LPG 3 Kg] di atas HET itu. Makanya, kami terbitkan juknis [petunjuk teknis] untuk menghitung HET agar bisa menjadi pedoman pemda-pemda itu. Di Kotawaringin itu [harga LPG 3 Kg] bisa Rp55.000, jauh sekali dari [HET sekitar] Rp18.000—Rp20.000. Itu kami kasih surat teguran,” kata Tutuka.

(wdh)

No more pages