PNBS sebuah bank yang merupakan hasil kerjasama antara Bank Panin dengan Dubai Islamic Bank PJSC, telah menarik perhatian sebagai salah satu investasi sukses dari pemodal asal Timur Tengah di sektor perbankan syariah Indonesia.
Dubai Islamic Bank memegang mayoritas kepemilikan saham di bank ini dengan sejumlah 9.742.223.971 saham PNBS, atau setara dengan 25,10% saham, dan menjadikannya sebagai salah satu Pemegang Saham Pengendali.
Sejak mengawali keberadaan di industri perbankan syariah di Indonesia, Perseroan secara konsisten menunjukkan kinerja dan pertumbuhan usaha yang baik. Dukungan penuh dari Dubai Islamic Bank PJSC yang merupakan salah satu bank Islam terbesar di dunia, telah membantu tumbuh kembang Perseroan.
Kemitraan ini telah memungkinkan Bank Panin Dubai Syariah untuk menggabungkan keahlian dan pengalaman dari kedua bank induknya, membawa inovasi dan layanan berkualitas tinggi kepada nasabah di Indonesia.
2. PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW)
Bank QNB Indonesia merupakan bagian dari QNB Group, bank terbesar di wilayah Timur Tengah dan Afrika. QNB Group telah sukses beroperasi di 31 negara yang tersebar di tiga benua, termasuk Indonesia.
Transformasi perbankan pada BKSW terjadi pada 2021, di mana Qatar National Bank (QPSC) masuk menjadi pemegang saham utama. Hingga saat ini Qatar National Bank menggenggam sejumlah 33.621.884.939 saham, atau setara dengan 95.63% saham BKSW.
Pada tonggak sejarah Perseroan, pada 2022 meluncurkan UCan bersama Indosat Ooredoo Hutchison, produk pinjaman digital pertama di Indonesia hasil kerja sama Bank dengan perusahaan telekomunikasi.
Qatar National Bank memiliki keahlian dan reputasi yang solid di sektor perbankan syariah Internasional, dan mereka melihat pasar Indonesia sebagai pasar yang menarik untuk diinvestasikan. Adapun keberadaan Bank QNB Indonesia memberikan dorongan bagi pengembangan industri perbankan syariah di Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Peluang Pasar Indonesia
Potensi pasar di Indonesia menawarkan berbagai peluang yang menarik bagi pemodal asal Timur Tengah, terutama dalam sektor perbankan. Pertumbuhan ekonomi yang kuat, populasi yang besar, dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan menjadi faktor pendorong bagi pemodal asal Timur Tengah untuk menginvestasikan dana mereka di Tanah Air.
Pemerintah Indonesia juga memberikan dukungan penuh untuk pengembangan pada sektor keuangan, menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif bagi perusahaan asing yang ingin berinvestasi di industri ini.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir sedang melakukan perjalanan ke negara Timur Tengah, Qatar pada Mei kemarin. Erick diketahui bertemu dengan Menteri Keuangan Qatar Sheikh Ali dan membicarakan peluang kerja sama antar kedua negara.
Kunjungan ini diposting melalui akun sosial media Instragram milik Erick. "Senang bertemu kembali dengan sahabat saya, Menteri Keuangan Qatar, Sheikh Ali," tulis Erick dalam caption instagram tersebut.
Lebih lanjut Erick menjelaskan, pertemuannya dengan Sheikh Ali membahas kemungkinan kerja sama antara Qatar dengan BUMN.
"Kami berdiskusi kondisi ekonomi global, kondisi ekonomi Qatar dan Indonesia, dan peluang kerja sama antara Qatar dan BUMN," tulis Erick.
Menurut Erick, dari hasil perbincangan tersebut, tampak ada niat dari Qatar berinvestasi di Indonesia. "Qatar punya niat besar meningkatkan jumlah investasi mereka di Indonesia. Alhamdulillah," pungkasnya.
(fad/aji)