“Contoh, saya bertanya ke AI, apakah makanan yang paling enak di dunia? Dijawabnya bisa nasi goreng, itu menurut saya pribadi. Tetapi orang lain bisa punya jawaban berbeda. Soal ini, [AI] harus dikembangkan agar bisa memberikan jawaban dipersonalisasi,” jelasnya.
Walaupun demikian, Altman bisa memahami kekhawatiran yang muncul dari para guru. Menurutnya, kekhawatiran hilangnya pekerjaan tertentu, hingga munculnya penolakan, adalah yang biasa saat teknologi baru diperkenalkan.
“Di sekolah-sekolah di Amerika Serikat (AS), saat awal ChatGPT booming sempat ada penolakan. Tetapi seiring berjalannya waktu, akhirnya diterima juga karena mereka sadar keberadaan ChatGPT bisa membantu mereka agar lebih kreatif. Ini bagaimana cara manusia berkembang,” tuturnya.
(rez/wep)