Arief mengatakan sepanjang 2023, Bulog dimandatkan menyerap beras dari dalam negeri sebanyak 2,4 juta ton. Dengan demikian, saat peralihan tahun dari 2023 ke 2024, Bulog harus memiliki stok cadangan beras pemerintah (CBP) 1,2 juta ton agar dapat mengamankan kebutuhan intervensi pasar pada Januari 2024.
“Saya sudah laporkan ke Presiden. [...] Bulog tidak punya stok, mau isi dari mana? Bulog harus punya stok. Maka saya minta Bulog harus punya cadangan 1,2 juta ton pada akhir 2023, bagaimanapun caranya. Tetap serap dari dalam negeri,” tegas Arief.
Sekadar catatan, realisasi penyerapan beras produksi domestik oleh Bulog hingga akhir Mei baru mencapai 544.000 ton, alias tidak sampai 50% dari jumlah yang ditargetkan pemerintah pada 2023.
Pemerintah telah memandatkan Bulog untuk menyerap 2,4 juta ton beras produksi lokal. Sebanyak 70% dari target tersebut diharapkan bersumber dari hasil produksi saat panen raya.
Tidak hanya serapan yang masih jauh dari target, stok CBP yang dikelola Bulog pun masih jauh dari rerata batas aman iron stock di rentang 1,1 juta—1,5 juta ton. Hingga 31 Mei 2023, stok beras Perum Bulog 566.000 ton, sedangkan realisasi pengadaan beras dari dalam negeri 544.000 ton.
Di sisi lain, Bulog juga masih harus melakukan tugas penyaluran bantuan sosial (bansos) beras sesuai mandat negara. Hingga saat ini, instansi tersebut telah mendistribusikan bantuan beras untuk 21,35 juta keluarga penerima manfaat (KPM), serta bantuan pangan telur dan daging ayam kepada 1,4 juta keluarga risiko stunting (KRS).
(wdh)