Bloomberg Technoz, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan Petroliam Nasional Berhad atau Petronas bergabung dengan konsorsium pengelolaan Lapangan Abadi Blok Masela bersama PT Pertamina (Persero).
Arifin mengatakan sudah ada kesepakatan dengan Shell Upstream Overseas Ltd. atau Shell selaku pemegang 35% hak partisipasi atau participating interest (PI) proyek ladang gas tersebut. Proses alih kelola dari Shell ke konsorsium Pertamina dan Petronas akan dilakukan dalam waktu dekat.
“Mungkin saya mulai dengan [Lapangan Abadi Blok] Masela. Alhamdulillah sudah ada titik temu, jalan keluar Shell mau melepas sahamnya ke Pertamina. Konsorsiumnya akan terbentuk antara Inpex [Corporation], Pertamina, dan Petronas. Itu akan dieksekusi akhir bulan ini,” katanya dalam rapat kerja bersama dengan Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen, Selasa (13/6/2023).
Sebagai catatan, Shell memutuskan untuk hengkang dari proyek Lapangan Abadi Blok Masela pada 2020 meninggalkan Inpex Corporation yang mengantongi 65% PI.
Lebih lanjut, Arifin mengungkapkan persyaratan teknis lingkungan komersial untuk Lapangan Abadi Blok Masela juga sudah dituntaskan. Ladang gas di Kepulauan Tanimbar, Maluku itu telah mengantongi persetujuan program kerja dan anggaran atau work program and budget (WP&B) 2023 untuk implementasi proyek pengadaan lahan di areal nonhutan, kegiatan pemasaran, dan kajian analisis dampak lingkungan (Amdal).
“Beberapa hal yang akan dilakukan pada 2023 antara lain melakukan tender FEED [front-end engineering design] offshore [lepas pantai] LNG, FPSO [floating production storage and offloading], SURF [subsea umbilicals, risers and flowlines], dan GEP [gas export pipeline], serta revisi dua POD [plan of development] 1,” paparnya.
Sementara itu, hal lain yang akan segera dilakukan pemerintah agar pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela dapat segera berjalan adalah revisi rencana kerja atau plan of development (PoD).
Menurut Arifin, PoD yang direvisi akan memasukkan pengadaan fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilization, and storage (CCUS) yang membutuhkan tambahan investasi sekitar US$1,1 miliar—US$1,4 miliar (sekitar Rp16,36 triliun—Rp20,82 triliun)
“Inpex telah menyampaikan surat permohonan revisi dua rencana pengembangan Lapangan 1, dengan memasukkan program carbon capture storage kepada SKK Migas [Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi] pada 4 April 2023,” tuturnya.
(rez/wdh)