Logo Bloomberg Technoz

Berdasarkan data Kominfo, sebanyak 54.400 titik berada di Pulau Sumatra; 23.900 titik di Sulawesi; 19.400 titik di Jawa; 19.300 titik di Kalimantan; 18.500 titik di Papua dan Maluku; serta 13.500 titik di Bali dan Nusa Tenggara. Titik target jaringan internet tersebut adalah 93.900 sekolah, 47.900 kantor pemerintahan daerah, 3.700 puskesmas, serta 3.900 markas polisi dan TNI.

Pemerintah pun telah membangun 11 stasiun bumi yang menjadi penghubung atau jembatan angkasa dengan Satelit Satria-1. Lokasinya berada di Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika dan Jayapura.

Terdapat tiga jenis stasiun bumi yang disiapkan Kementerian Kominfo. Pertama, pengendali satelit primer yang berfungsi sebagai stasiun pusat pengendali dan pengawas alur pergerakan satelit mengontrol proses penerimaan sinyal.

Kedua, Network Operation Control (NOC) berfungsi untuk mengawasi, mengendalikan serta mencatat aktivitas jaringan yang sedang berlangsung untuk memastikan semuanya berjalan sesuai standar dan rencana yang telah ditentukan.

Ketiga, gateway satelitte yang juga disebut sebagai teleport atau Hub, merupakan stasiun bumi yang mengirimkan data ke dan dari satelit ke local area network.

Satelit Satria-1 akan dibawa terbang roket Falcon 9 milik perusahaan transportasi luar angkasa milik Elon Musk, SpaceX. Satelit yang akan mengorbit pada 146 derajat bujur timur tersebut meluncur dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, Senin (19/6/2023).

Setelah peluncuran, SATRIA 1 akan melakukan Electric Orbit Raising (EOR) selama sekitar 145 hari sejak pemisahan satelit dari kendaraan peluncurnya hingga tiba di posisi orbit. Satelit kemudian akan menjalani serangkaian tes, seperti In Orbit Testing (IOT), In-Orbit Acceptance Review (IOAR), dan End-to-End Test (E2E Test), untuk memastikan kinerja satelit yang optimal.

Satelit Satria-1 bernilai Rp8 triliun (Dok. Kementerian Kominfo)

Spesifikasi Satelit Satria-1;

- Satelit dengan teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) atau ka-band pertama di Indonesia

- Ukuran fisik dengan tinggi sekitar 6,5 meter dan bobot 4,5 ton

- Kapasitas 150 Gbps atau yang terbesar di Asia

- Masa hidup sampai 15 tahun. 

- Memiliki prosesor transparan digital

- Memiliki mekanisme 4 pendorong listrik

- Memiliki 116 spot beams untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia

- Memiliki 3 antena relfektor

- Bentuk tubuh mengadopsi Spacebus Neo Level 6; menjadi yang pertama di Asia

- Memiliki 5 panel untuk setiap sayap solar array

(frg)

No more pages