Kemudian, harga kobalt kemarin ditutup di US$ 29.525/ton. Dalam sebulan terakhir, harga jatuh 15,47% dan selama setahun ke belakang amblas 59,23%.
Harga Jatuh
Goldman Sach memperkirakan harga kobalt, litium, dan nikel akan turun tahun ini. Meski permintaan masih tumbuh, tetapi lonjakan harga sulit terjadi.
Prospek jangka panjang logam komponen baterai masih kuat, Namun antusiasme investor akan menyebabkan pasokan terus bertambah, yang akhirnya memukul harga.
Selama periode 2022—2025, Goldman Sachs memperkirakan pasokan litium akan tumbuh rata-rata 33%. Sedangkan pasokan kobalt dan nikel tumbuh masing masing-masing 14% dan 8%.
“Uang investor mengalir deras ke investasi di sisi suplai dibandingkan dengan permintaan kendaraan listrik. Ini menyebabkan kelebihan pasokan, melampaui permintaan,” sebut riset Goldman Sachs.
Dengan demikian, harga logam komponen baterai listrik diperkirakan bakal jatuh. Goldman Sachs meramal harga litium akan turun hingga ke US$ 16.000/ton tahun ini. Tahun lalu, harga komoditas ini ada di atas US$ 50.000/ton.
Sementara itu, harga nikel diperkirakan masih bisa naik hampir 20% ke US$ 36.500/ton. “Namun, setelah itu akan jatuh lagi karena tekanan fundamental,” sebut riset Goldman Sachs.
(aji/wdh)