“Kalau CATL saya rasa 2023 targetnya mining [tambang nikel] sudah masuk, industrial estate [kawasan industri] sudah masuk, battery cell [sel baterai] dan battery precursor sudah, smelting [fasilitas pemurnian nikel] masuk,” ungkapnya.
Sejauh ini, diketahui konsorsium CBL tengah mengkaji kembali studi kelayakan bersama dengan IBC berkaitan dengan penghiliran nikel lanjutan dari sisi pemurnian, prekursor, katoda, sel baterai hingga tahap daur ulang.
Masuknya CATL lewat konsorsium CBL diharapkan tidak hanya membantu pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air. Keberadaan pabrik baterai kendaraan listrik CATL diharapkan akan menjadikan Indonesia sebagai pusat industri kendaraan listrik di Asia Tenggara.
Berdasarkan data NSE Research, CATL menjadi pemasok utama secara global dengan pangsa pasar 35% pada kuartal I/2023. CATL diketahui sudah bekerjasama dengan produsen otomotif ternama, antara lain dengan Ford Motor, Honda Motor Co, BMW, Volkswagen, dan Tesla untuk memasok baterai mobil listriknya didukung oleh 13 pusat produksi.
(rez/wdh)