Logo Bloomberg Technoz

"Secara internal dan eksternal, kondisi saat ini memang lebih menantang, jadi kita mungkin akan melihat akan lebih banyak lagi kasus gagal bayar dan restrukturisasi utang sepanjang jalan," komentar Pauline Tang, Associate Director S&P Global Ratings di Singapura, Selasa (13/6/2023).

Industri dengan aset yang besar mungkin akan lebih mudah melakukan restrukturisasi karena mereka memiliki jaminan yang cukup, sementara industri yang padat modal cenderung memiliki struktur utang yang lebih rumit untuk diselesaikan, kata Pauline. BUMN di sisi lain juga menghadapi tantangan mengingat mandat proyek yang mereka kerjakan mungkin tidak layak secara komersial. 

Risiko refinancing juga bertambah pada perusahaan dengan obligasi sampah tenor pendek. Rata-rata obligasi dolar AS dengan rating rendah dan yield tinggi -sehingga disebut obligasi sampah- memiliki rata-rata jatuh tempo 3,3 tahun dibandingkan dengan 6-7 tahun maturity date obligasi sejenis di Filipina dan Thailand, menurut data Bloomberg.

(Bloomberg)

Tekanan utang menunggu pertolongan pemerintah

Pemerintah RI tengah bekerja untuk menolong BUMN bermasalah di sektor konstruksi sehingga risiko kredit bisa diturunkan. Rencana penjualan saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) ke PT Hutama Karya (Persero), itu akan mengucurkan modal segar melalui pengambilalihan proyek-proyek tol Waskita.

Kementerian BUMN saat ini tengah menginvestigasi dugaan manipulasi laporan keuangan Waskita Karya dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). WIKA di sisi lain menyatakan sudah mematuhi aturan akuntansi yang berlaku.

Infografis Daftar Utang BUMN Karya, Waskita Juara (Infografis/Bloomberg Technoz)

Secara umum, risiko gagal bayar obligasi Indonesia tahun ini akan bergantung pada hasil negosiasi Waskita dengan para kreditur, berdasarkan laporan Fitch Ratings. Perusahaan mencatat utang Rp9,8 triliun hingga akhir April, di mana sebesar Rp3,4 triliun merupakan obligasi tanpa garansi yang jatuh tempo pada 2023.

"Kami percaya kegagalan Waskita membayar obligasi akan lebih mempengaruhi sentimen di sektor konstruksi ketimbang ke sektor korporasi secara umum." kata analis Fitch Rating Felita dan Olly Prayudi.

Emisi Obligasi Korporasi

Beberapa perusahaan Indonesia telah menjadwalkan penerbitan obligasi utamanya dari sektor pembiayaan otomotif, pada Juni-Juli ini. PT Toyota Astra Financial Services dan PT Mandiri Tunas Finance akan menggelar penawaran obligasi yang mengincar dana Rp1,5 triliun dan Rp1 triliun.

Sepanjang tahun ini, penerbitan surat utang korporasi di pasar domestik didominasi oleh perusahaan pembiayaan yang ditujukan untuk refinancing dan ekspansi usaha, menurut catatan Handy Yunianto, analis Mandiri Sekuritas.

Perusahaan kertas PT Lontar Papyrus dan perusahaan layanan telekomunikasi PT Mora Telematika Indonesia juga berencana menerbitkan obligasi masing-masing senilai Rp3 triliun dan Rp700 miliar.

(Bloomberg)

--dengan bantuan Fathiya Dahrul dan Harry Suhartono

(bbn)

No more pages