Logo Bloomberg Technoz

Potensi Penguatan Rupiah Dikepung Kewaspadaan Data Inflasi AS

Muhammad Julian Fadli
13 June 2023 09:01

Rupiah Tahun Emisi 2022 (Dok. Bank Indonesia)
Rupiah Tahun Emisi 2022 (Dok. Bank Indonesia)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan nilai tukar rupiah hari ini akan dibayangi oleh rilis data inflasi Amerika Serikat yang akan memberikan petunjuk lebih jelas arah bunga acuan Federal Reserve beberapa bulan ke depan.

Nilai tukar rupiah terperosok lemah pada perdagangan awal pekan kemarin dengan kehilangan 25 poin melemah ke level Rp14.865/US$. Pelemahan rupiah kemarin sejalan dengan tren penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang di dunia.

Valuta emerging market Asia juga melemah menghadapi dolar AS yang menjadi incaran pemodal di tengah aksi wait and see jelang FOMC Federal Reserve pekan ini.

Hari ini pemerintah melelang Surat Utang Negara (SUN) dengan target maksimal penyerapan Rp22,5 triliun. Animo pemodal diperkirakan masih akan tinggi akan tetapi gelar lelang yang berbarengan dengan pekan di mana The Fed menggelar rapat, akan membuat pemodal memilih lebih berhati-hati dalam keputusan berinvestasi.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Selasa 13 Juni (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

Secara teknikal nilai rupiah masih berpotensi menguat terbatas menuju resistance terdekat pada level Rp14.841/US$ dan resistance selanjutnya pada level Rp14.817/US$ sebagai level optimis penguatan rupiah dalam tren jangka pendek.