Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Didukung dengan pulihnya aktivitas ekonomi dengan tingkat pemulihan kredit dan kualitas aset yang diperkirakan meningkat, sementara biaya dana (Cost of Fund/CoF) diperkirakan turun, menjadikan prospek saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) lebih potensial, dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Sejumlah katalis tersebut membuat RHB Sekuritas Indonesia merevisi naik target harga saham BBRI dari semula Rp5.800/saham menjadi Rp6.450/saham.

Bersamaan dengan estimasi kinerja keuangan 2023 direvisi naik sebesar 12%, dengan proyeksi laba bersih dari sebelumnya Rp55,95 triliun menjadi senilai Rp62,88 triliun. Sedangkan estimasi pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) direvisi naik dari sebelumnya Rp126,34 triliun menjadi Rp140,41 triliun.

Pergerakan Saham BBRI (Bloomberg)

"Tingkat pemulihan kredit dan kualitas aset diperkirakan meningkat, sementara biaya dana (CoF) diperkirakan turun. Rasio biaya terhadap pendapatan (Cost Income Ratio/CIR) diperkirakan membaik seiring dengan sinergi yang lebih baik dengan anak usahanya Permodalan Nasional Madani (PMN) dan Pegadaian," papar tim research RHB Sekuritas dalam riset tersebut.

Kenaikan target harga saham BBRI juga didukung optimisme manajemen BBRI dapat kembali menurunkan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) ke level 2,6–2,8% hingga kinerja akhir 2023.

BBRI juga meningkatkan penjualan aset kredit bermasalah (Non-Performing Assets). Adapun pendapatan dari penjualan aset kredit bermasalah ini mencapai Rp2,9 triliun pada kuartal I-2023, dengan pendapatan lelang mencapai Rp470 miliar.

Tercatat, pendapatan lelang naik 33,4% dengan tingkat efektivitas lelang mencapai 18,68%, tumbuh 0,05% secara tahunan.

Dengan demikian, BBRI menargetkan laba dari penjualan aset bermasalah mencapai Rp13,3 triliun pada 2023, naik 28% secara tahunan.

Faktor lainnya datang dari pertumbuhan kredit yang lebih cepat dari aset dengan yield tinggi. Analis RHB Sekuritas juga melihat pertumbuhan akan terjadi pada sisi kredit mikro, terutama yang menargetkan nasabah menengah ke bawah, akan tumbuh lebih cepat pada semester-II seiring dengan pulihnya ekonomi.

Sementara, CoF dan CIR diperkirakan turun. Hingga saat ini, BBRI belum menawarkan tingkat bunga khusus dana murah (Current Account Saving Account/CASA) untuk menjaga likuiditas setelah melewati musim Lebaran.

CIR, yang turun signifikan ke 41,83% pada Maret 2023, (Adapun pada Maret 2022 CIR Bank BRI ada pada level 47,38%), diperkirakan masih akan mengalami penurunan lebih lanjut. Terlebih lagi terdapat peningkatan efisiensi melalui digitalisasi perbankan, dan sinergi antara Bank BRI, PNM, dan Pegadaian.

(fad/wep)

No more pages