“Sepanjang tahun 2022, produksi TBS kami terus menunjukkan tren peningkatan dengan produksi tertinggi dicapai pada kuartal keempat. Kami optimistis produksi tahun 2023 juga akan lebih baik,” kata Andrianto.
Perseroan juga mengalami pertumbuhan penjualan CPO sekitar 17% menjadi 640 ribu ton pada 2022. Harga rata-rata penjualan CPO Dharma Satya Nusantara pada periode yang sama tercatat naik 21% akibat berkurangnya pasokan minyak nabati global. Raihan Palm Kernel Oil (PKO) 39 ribu ton, naik 26% dengan harga rata-rata juga mengalami peningkatan 6% menjadi Rp 17,5 juta per ton.
“Dengan kenaikan volume penjualan dan harga rata-rata, baik CPO maupun PKO tersebut, kami optimistis kinerja finansial pada tahun 2022 akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2021,” jelas Andrianto. Diketahui bisnis kelapa sawit berkontribusi sekitar 80% dari total pendapatan DSNG.
Tidak hanya berfokus pada industri sawit, perseroan juga menjalankan lini produk kayu. Khususnya produk panel pada 2022 penjualan panel naik 6% dengan rata-rata peningkatan harga 21%. Permintaan panel kayu datang dari Jepang. Sedangkan penjualan engineered flooring justru turun 2% jadi 1.117 ribu m2.
Laporan keuangan kuartal III tahun lalu perseroan memperlihatkan kenaikan laba 112% menjadi Rp 898 miliar, disebabkan kenaikan harga rata-rata CPO. Penjualan DSNG juga tercatat Rp 6,6 triliun. Lini usaha sawit berkontribusi 82% atau sekitar Rp 5,4 triliun.
“ Nilai penjualan kelapa sawit pada kuartal III 2022 tersebut tumbuh 32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata CPO sebesar 28% menjadi Rp 11 juta per ton dan pertumbuhan positif volume penjualan CPO sebesar 3%,” kata Andrianto.
Dharma Satya Nusantara merupakan perusahaan milik pengusaha TP Rachmat lewat perusahaannya , PT Triputra Investindo Arya. Dalam catatan DSNG, Triputra memiliki 2,92 miliar saham perseroan atau setara 27,63%. Sisanya dimilik oleh PT Krishna Kapital Investama 1,55 miliar saham (14,6%), PT Tri Nur Cakrawala 788,8 juta saham (7,44%), PT Mitra Aneka Guna 699,87 juta saham (6,32%).
Sementara Arianto Oetomo dan Andrianto Oetomo masing-masing 575,9 juta saham dan 575,3 juta saham. Keduanya mengapit 5,43% dari total saham perusahaan. Sisanya dimiliki publik total 3,51 miliar saham (33,12%).
Saham Dharma Satya Nusantara pada perdagangan sesi II hari ini diperdagangkan pada kisaran Rp 655-680/lembar. Saham DSNG tutup pada level Rp 670/lembar, naik 20 poin (3,08%).
(wep/hps)