Kabar ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan Beijing dan Washington. Diketahui pemerintahan Biden telah mengesahkan undang-undang dan melobi sekutu-sekutunya untuk menjaga pasokan ataupun produksi semikonduktor dari tangan perusahaan-perusahaan China. Hal ini direspon pemerintahan Xi Jinping, yang menyebut langkah AS tidak adil. AS disebut berusaha menahan tren pertumbuhan ekonomi China.
Dengan kasus terkini pula, ada potensi ketegangan antara Korsel dan Taiwan. Keduanya merupakan pusat pembuatan chip yang paling penting. Keduanya juga merupakan sekutu AS yang mendukung langkah Washington menahan proyek ambisius pembuatan cip China.
Taipei dan Seoul menjadi sangat sensitif terhadap berbagai upaya yang dilakukan oleh China untuk mengakuisisi talenta dan desain chip dari industri kedua negara tersebut.
Pihak Samsung, yang jadi pemain utama cip di pasar global untuk ponsel pintar dan komputer, menolak memberi komentar atas kabar ini.
Kasus yang jarang terjadi dimana perusahaan mencoba meniru desain fasilitas produksi chip. Sebagian besar kasus kekayaan intelektual berfokus pada aksi mempekerjakan engineer pintar, dengan desain terbaik, atau desain penting yang sesuai, atau reverse-engineer atas software dan komponen.
Informasi lain, mantan eksekutif tersebut berusaha menggunakan teknologi dan data yang telah dicuri untuk diaplikasikan pada pabrik cip mirip dengan milik Samsung, kata Jaksa. Sedangkan perusahaan Taiwan sebelumnya telah menyatakan komitmennya untuk menanamkan modal US$6 miliar pada fasilitas baru tersebut, namun gagal mewujudkannya, menurut Yonhap.
Mantan eksekutif ini diketahui telah bekerja di Samsung selama 18 tahun, sebelum pindah pekerjaaan di sebuah perusahaan yang tidak teridentifikasi. Dia juga mendirikan pabrik cip di China dan Taiwan, kata Jaksa.
Dalam prosesnya, mantan pejabat Samsung ini mempekerjakan lebih dari 200 ahli chip dari Korsel, serta mencuri data berharga senilai setidaknya 300 miliar won, atau setara US$233 juta dari Samsung, bunyi dakwaan tersebut.
Selain mantan petinggi Samsung, jaksa juga menyerat enam orang lainnya. Mereka diduga sebagai pembantu dari sang eksekutif tersebut.
-Dengan asistensi dari Katia Dmitrieva, Debby Wu, Peter Elstrom, Sohee Kim dan Seyoon Kim.
(bbn)