Pada tahun 2021, jumlah warga China berusia 20-34 tahun turun di bawah 300 juta untuk pertama kalinya sejak pertengahan 1980-an. Jumlah pria lebih banyak 10 juta ketimbang perempuan, dalam rentan usia tersebut, menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ketidakseimbangan gender tersebut dapat mempersulit jumlah pernikahan, terutama karena pernikahan sesama jenis tidak diakui di China.
Penurunan Populasi dan Kelahiran
Penurunan jumlah penduduk usia muda setidaknya sebagian disebabkan oleh kebijakan satu anak di China, yang berlangsung dari tahun 1980-an hingga 2016. Populasi menyusut tahun lalu untuk pertama kalinya dalam enam dekade terakhir, sebuah tren yang diperkirakan akan terus berlanjut seiring bertambahnya usia dan penundaan pernikahan serta keinginan memiliki anak, atau bahkan tidak menikah sama sekali.
Sekitar 9,56 juta bayi lahir pada tahun 2022, turun dari 10,62 juta setahun sebelumnya dan merupakan angka terendah sejak setidaknya tahun 1950, meskipun ada upaya baru-baru ini dari pemerintah untuk mendorong keluarga untuk memiliki lebih banyak anak.
Jumlah pernikahan baru yang anjlok saat ini kemungkinan besar akan menyebabkan penurunan angka kelahiran berlanjut di tahun-tahun mendatang karena sebagian besar bayi di China masih lahir dari pernikahan.
(bbn)