Dalam kesempatan terpisah, Ives juga menegaskan, “hasil pemantauan kami di [pasar] Asia baru-baru ini memberi kami keyakinan tambahan bahwa produk iPhone 15 yang akan datang bisa menjadi momentum. Kami percaya valuasi Apple bisa berada di kisaran US$3,5 triliun, dengan level ‘bull’ di US$4 triliun pada akhir tahun 2025.”
Dalam berbagai forum diskusi dinyatakan bahwa iPhone 15 akan dibekali dengan prosesor yang lebih cepat, serta peningkatan dari sisi kamera. Ini berlaku untuk seri Pro dan Pro Max. Sedangkan pada iPhone 15 dan iPhone 15 Plus akan lebih menjual sisi pembaharuan desain. Terdapat pula peningkatan pada koneksi ‘USB-C’ dan fitur ‘Action Button’.
"This is really what I view as like a 1995 moment. An iPhone moment," says Dan Ives of Wedbush as Apple announces its Vision Pro headset https://t.co/d8MmZRdY4S pic.twitter.com/Wbes69DT9e
Kepercayaan diri iPhone di Tengah Lesunya Penjualan Smartphone
International Data Corporation (IDC) Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker memberi gambaran bahwa penjualan smart smartphone di Indonesia mengalami penurunan 11,9% pada kuartal I tahun ini menjadi 7,9 juta unit (year-on-year/yoy). Meskipun ada momen ramadan di akhir kuartal I tapi tidak cukup kuat mendorong belanja masyarakat membeli handphone.
Menurur Vanessa Aurelia, Associate Market Analyst, IDC Indonesia, pada catatan akhir Mei kemarin menyatakan, smartphone pada rentang harga US$200 atau sekitar Rp3 juta, mengalami kenaikan. Segmen ini mencerminkan 76% dari total penjualan. Namun untuk penjualan justru turun 8%. Hal ini terjadi di tengah penurunan konsumsi masyarakat.
Smartphone pada kisaran harga US$200 hingga US$600 juga mengalami penurunan, dan menjadi yang paling dalam, sebanyak 35% secara tahunan. Namun, smartphone harga lebih dari US$600 justru tumbuh 71% yoy. Dua brand yang memimpin penjualan segmen ini adalah Samsung dan Apple.
“Smartphone 5G bertumbuh sebesar 38% YoY, mencapai 18% dari keseluruhan pasar smartphone Indonesia, naik dari 11% pada periode yang sama di tahun lalu,” kata Vanessa.
Menurut dia momen Lebaran tahun ini konsumen lebih fokus berbelanja pakaian, makanan, dan travel, bukan pada perangkat elektronik, ketimbang smartphone. “Permintaan pasar diperkirakan akan tetap lemah dan tanpa faktor pendorong besar, maka dari itu pasar diperkirakan akan menurun di sekitar persenan satu digit.” ucap dia.
(wep/roy)