Logo Bloomberg Technoz

Annie Lee - Bloomberg News

Bloomberg, Harga bijih besi turun untuk pertama kalinya dalam sembilan sesi setelah Goldman Sachs Group Inc. memperingatkan bahwa pelemahan sektor industri properti kemungkinan akan menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi China selama beberapa tahun.

Sekadar catatan, pasar properti China merupakan sumber utama permintaan dunia untuk bijih besi, yang notabene merupakan bahan baku pembuatan baja.

Valuasi konsentrat besi atau iron ore turun hampir 5% di Singapura setelah Goldman mengatakan dalam sebuah catatan bahwa mereka melihat masalah terus-menerus di sektor real estat China, terutama terkait dengan kota-kota tingkat rendah dan isu pembiayaan pengembang swasta. 

Pergerakan harga bijih besi. (Sumber: Bloomberg)


Tidak ada tanda-tanda perbaikan cepat dan kurva pemulihan properti di Negeri Panda kemungkinan besar berbentuk "L", menurut Goldman.

Peringatan itu muncul setelah harga bijih besi melonjak 14% selama delapan sesi sebelumnya karena Beijing meningkatkan langkah-langkah yang lebih luas untuk menghidupkan kembali pemulihannya yang terhenti, dan juga ekspektasi untuk kebijakan yang lebih terarah demi meningkatkan pasar properti.

Akan tetapi, Goldman memprediksi China tidak akan menggelontor lebih banyak stimulus khusus sektor perumahan. Bank investasi itu juga memperkirakan Beijing kemungkinan akan berusaha untuk mengurangi ketergantungan ekonomi dan fiskal pada sektor properti.

Produksi baja mentah harian China kemungkinan akan turun menjadi 2,94 juta ton pada awal Juni, merosot 0,5% dari akhir Mei dan 1,6% dari tahun sebelumnya ketika ekonomi masih tertatih-tatih oleh pembatasan virus, kata peneliti Mysteel dalam sebuah catatan.

Harga bijih besi turun sebanyak 4,8% menjadi US$107,15 per ton sebelum diperdagangkan pada US$108,45 pada pukul 11:17 pagi di Singapura. Futures di Dalian turun 2,3%, sementara tulangan baja atau steel rebar dan baja canai panas atau hot-rolled coil (HRC) futures turun lebih dari 1,5% di Shanghai.

(bbn)

No more pages