Danielle Bochove - Bloomberg News
Bloomberg - Ketika jutaan warga New York dan kota-kota besar Amerika Utara lainnya tersedak gumpalan asap tebal, mereka dapat menyalahkan lebih jauh sampai ke Kutub Utara daripada kebakaran hutan yang melanda Quebec.
Meningkatnya suhu di Kutub Utara berkontribusi pada kondisi cuaca yang membuat kebakaran hutan lebih mungkin terjadi, terutama di garis lintang yang lebih tinggi dan menengah, kata para ahli.
Pemanasan global melepaskan karbon dioksida ke atmosfer, meningkatkan suhu, yang membuat kekeringan dan meningkatkan risiko kebakaran hutan. Bagian atas bumi memanas lebih cepat daripada rata-rata global, dengan kecepatan empat kali lipat berdasarkan sejumlah perikiraan, dan kecepatan tersebut semakin cepat sementara es reflektif, yang melindungi bumi dari sebagian panas matahari, mencair dan membuat permafrost meleleh, melepaskan semakin banyak CO2.
Siberia, yang memiliki bentangan permafrost terbesar di dunia, saat ini sedang mengalami gelombang panas yang ekstrem, namun ada juga titik panas lainnya di Kutub Utara.
“Saat ini Kepulauan Arktik Kanada bersuhu sekitar 10 derajat [Celcius] lebih hangat dari rata-rata, dan membentang di atas Teluk Hudson. Sebagian besar Kanada jelas lebih hangat dari biasanya untuk bulan Juni pada saat ini,” kata Julienne Stroeve, seorang profesor observasi dan permodelan kutub di University College London.
Hal tersebut berperan pada efek Arktik yang semakin tidak proporsional pada pola cuaca pertengahan garis lintang. “Musim semi akan datang lebih awal dari biasanya, dan musim gugur akan datang kemudian. Sehingga, hal tersebut juga membuat kondisi semakin kering dan panas, yang mempengaruhi terjadinya kebakaran hutan ekstrem semacam ini,” katanya. “Kondisi kering yang dikombinasikan dengan sambaran petir ini tentu saja menjadi salah satu alasan mengapa cuaca begitu buruk saat ini di Kanada.”
Dampak luar biasa Arktik pada pemanasan bumi “meningkatkan frekuensi kebakaran,” kata Jason Box, seorang profesor glasiologi dan iklim di Survei Geologi Denmark dan Greendland.
Pemanasan Arktik yang cepat juga tampaknya membuat arus jet lebih lamban, yang akan memperburuk situasi.
Arus jet merupakan kumpulan angin barat yang kuat, yang didrorong oleh tumbukan kutub dingin dan udara tropis yang panas. Saat pemanasan Arktik semakin cepat, perbedaan antara kedua jenis udara tersebut menyusut. Biasanya, arus yang bergerak cepat menjadi lamban, dan mengambil jalur yang lebih berkelok-kelok. Hal ini menciptakan kubah panas yang, pada gilirannya, dapat memperburuk kondisi kebakaran hutan yang berisiko tinggi, terutama di garis lintang yang lebih tinggi.
Sejumlah faktor menciptakan pola arus jet yang lebih bergelombang saat ini, termasuk gelombang panas yang kuat dan gigih di Samudra Pasifik Utara, kata Jennifer Francis, ilmuwan senior di Pusat Penelitian Iklim Woodwell. Punggung (ridge) dan palung (through) tekanan udara yang dihasilkan bertanggung jawab pada kondisi kering di mana kebakaran Kanada terjadi, serta angin yang membawa asap ke pesisir Timur. Arktik yang memanas dengan cepat mungkin semakin mengintensifkan pola tersebut, katanya.
Arktik yang mencair berdampak jauh melampaui batasan negara-negara utara terlihat dalam studi di tahun 2021 yang diterbitkan di Nature Communications. Studi trsebut menunjukkan bahwa hilangnya es laut Arktik selama bulan-bulan musim panas menciptakan cuaca yang menyebabkan kebakaran di AS bagian barat. Selama 40 tahun, perubahan pada cuaca panas, yang didorong oleh penurunan es, sama besarnya dengan variasi iklim yang disebabkan oleh El Nino-Southern Oscillation, yang juga mempengaruhi kondisi kebakaran di AS bagian barat, katanya.
Dalam konteks tersebut, dibutuhkan kesiagaan yang lebih baik untuk menghadapi kebakaran. Berdasarkan data Badan Perlindungan Kebakaran Hutan, di Quebec, yang kebakaran hutannya menjadi penyebab gumpalan asap menyelimuti New York, lahan yang terbakar 500 kali lebih besar dari rata-rata area yang terbakar selama 10 tahun terakhir. Hal tersebut membuat petugas pemadan kebakaran provinsi kepayahan.
Bahkan jika dunia menurunkan emisi, sejumlah dampak perubahan iklim sudah terjadi, kata Gail Whiteman, seorang profesor yang fokus pada kosep keberlanjutan di University of Exeter Business School di Inggris.
“Bagaimana kita menjadi lebih tangkas dalam menghadapi cuaca ekstrem?” katanya. “Tren jangka panjang dalam pemanasan dan perubahan Arktik mendorong risiko global ke tempat-tempat yang belum pernah terlihat sebelumnya. Jadi Arktik sekarang ada di Brooklyn, atau Manattan, dan Ottawa.”
—Dengan asistensi dari Mathieu Dion dan Brian K Sullivan.
(bbn)