Logo Bloomberg Technoz

Tuntutan tersebut menunjukkan bahwa setelah masa kepresidenannya, Trump dan stafnya menyimpan dokumen dari berbagai agen mata-mata negara, termasuk Bdan Intelijen Pusat (Centrail Intelligence Agency/CIA) dan Kantor Pengintaian Nasional (National Reconnaissance Office/NRO), badan yang menjalankan satelit mata-mata AS dan sangat rahasia. Keberadaan mereka tidak dikonfirmasi secara resmi hingga pertengahan tahun 1990-an.

Penandaan pada sejumlah dokumen menunjukkan bahwa dokumen tersebut berisi informasi yang hanya boleh dibagikan dengan mereka yang disebut sebagai sekutu intelijen Five Eyes atau Lima Mata, yang terdiri dari AS, Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Inggris.

“Pengungkapan yang tidak sah dari dokumen-dokumen rahasia tersebut dapat membahayakan keamanan nasional AS, hubungan luar negeri, keselamatan militer AS, dan sumber daya manusia, serta kelangsungan metode pengumpulan intelijen yang sensitif,” demikian tertulis dalam dakwaan.

‘Masih Rahasia’

Beberapa kotak diangkut dari kantor Trump di Klub Golf Nasional Trump di Bedminster, New Jersey, di mana pada Juli 2021 ia menunjukkan kepada seorang penulis dan penerbit soal rencana penyerangan terhadap suatu negara. CNN telah melaporkan bahwa negara tersebut adalah Iran, dan rencana itu dibuat oleh Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan.

Menurut dakwaan tersebut, Trump mengatakan kepada mereka yang hadir, yang tidak memiliki izin kemanan, bahwa dokumen tersebut “sepertinya sangat rahasia” dan “berisi informasi rahasia.”

Trump, yang dengan berbagai cara mengklaim bahwa ia mendekalsifikasi semua dokumen sebelum meninggalkan Gedung Putih atau bahwa dia mempertahankan kekuasaan untuk melakukannya sebagai mantan presiden, diduga terekam sebagai sebuah audio yang mengatakan “sebagai presiden saya dapat mendeklasifikasikannya,” dan “Nah, aku tidak tahu, tetapi ini masih rahasia.”

Kemudian di tahun yang sama, juga di Bedminster, Trump menunjukkan peta rahasia operasi militer di negara yang tak diketahui kepada perwakilan dari salah satu komite aksi politiknya. Menurut surat dakwaan, Trump memberi tahu perwakilan bahwa mereka tidak boleh menunjukkan peta tersebut kepada siapapun dan untuk tidak melihat terlalu dekat.

“Foto-foto materi rahasia berserakan di ruamh tertutup membangkitkan reaksi mendalam bagi ribuan pejabat keamanan nasional saat ini, juga mantan pejabat keamanan yang, selama menjabat, memberikan perhatian lebih pada penanganan yang tepat untuk dokumen-dokumen tersebut setiap hari,” kata Jacob Stokes, seorang rekan senior di Center for a New American Security dan seorang pejabat di era Obama.

Mengingat bahwa isi dokumen tersebut diperlihatkan kepada badan intelijen negara lain, pengungkapan dalam surat dakwaan hanya akan semakin menambah ketakutan negara sekutu AS seperti anggota Uni Eropa, Inggris, dan Australia bahwa AS tidak dapat dipercaya. Terlebih jika Trump memenangkan pemilihan kembali sebagai presiden pada tahun 2024.

“Jika dia kembali menjadi presiden, dan Anda adalah sekutu, Anda pasti akan benar-benar memikirkannya,” kata Johnson. “Mereka sudah memikirkannya saat Trump masih menjabat, soal apa yang bisa mereka bagikan. Saya tidak akan terkejut kalau mereka akan semakin dalam memikirkannya.”

Tuntutan tersebut datang beberapa bulan setelah kebocoran memalukan lainnya: dugaan pengungkapan ratusan halaman dokumen yang sangat rahasia oleh pilot berusia 21 tahun, Jack Teixeira, yang dituding menyebarkan dokumen di ruang obrolan online, hanya untuk membuat teman-temannya terkesan.

Trump menegaskan tidak bersalah dalam postingan Kamis (08/06/2023) di media sosial Truth Social miliknya, dengan mengatakan dia “tidak bersalah!”

‘Diperlakukan Lebih Baik’

Apapun motivasi Trump, para ahli mengatakan ia akan kesulitan membela diri.

“Berlawanan dengan apa kata para pendukung Trump dan mereka yang berhaluan kanan, yang mengklaim Trump sengaja ditargetkan dan diperlakukan lebih buruk, ia sebenarnya telah diperlakukan lebih baik daripada yang pernah saya harapkan dari klien saya manapun,” kata Mark Zaid, seorang pengacara yang telah membela sejumlah klien di kasus keamanan nasional. “Saya tidak ragu bahwa jika targetnya adalah karyawan atau kontraktor federal biasa, orang tersebut pasti sudah lama didakwa.”

Banyaknya dokumen sensitif, ditambah kata-kata Trump sendiri, memperjelas bahwa tidak ada yang namanya kebetulan soal keputusannya untuk menyimpan dokumen-dokumen sensitif.

“Ini adalah tuduhan yang berat, dan pola dugaan pelanggaran, bukan hanya ’kesalahan’,” kata Steven Atergood, yang mengarahkan proyek kerahasiaan pemerintah Federasi Ilmuwan Amerika dari tahun 1991 hingga 2021. “Tidak ada yang dapat menghindar dari tuntutan untuk masalah tersebut.”

—Dengan asistensi dari Ramsey Al-Rikabi.

(bbn)

No more pages