Logo Bloomberg Technoz

Pemerintah akan Moratorium Smelter Nikel RKEF, Apa Alasannya?

Rezha Hadyan
10 June 2023 06:30

Pabrik pengelohan feronikel di Pulau Obi, Maluku milik Harita Nickel. (Dok Dimas Ardian/Bloomberg)
Pabrik pengelohan feronikel di Pulau Obi, Maluku milik Harita Nickel. (Dok Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sedang mengevaluasi moratorium izin smelter bijih nikel berbasis rotary kiln-electric furnace (RKEF) yang sudah mencapai titik jenuhnya.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan rencana ini sejalan dengan upaya pemerintah mendorong transisi energi. 

“Kita akan bahas juga ya, karena kita ini menuju hilirisasi yang punya nilai tambah lebih dan mendukung sasaran kita untuk transisi energi. Jadi, nanti kita akan evaluasi,” katanya ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (9/6/2023).

Untuk diketahui, smelter RKEF menghasilkan nickel pig iron (NPI) dan feronikel sebagai bahan baku komoditas besi dan baja nirkarat. Smelter nikel RKEF membutuhkan bijih nikel kadar tinggi (saprolite) sebagai bahan bakunya.  

Sebaliknya, untuk keperluan produksi baterai nikel yang didorong oleh pemerintah, jenis yang dibutuhkan adalah nikel kadar rendah (limonit) yang diproses lewat smelter berteknologi high pressure acid leaching (HPAL).