Logo Bloomberg Technoz

Kenaikan bunga dan penguatan dolar AS menyebabkan banyak negara yang tercekik utang. Mekanisme G-20, Common Framework itu mempertemukan Paris Club, negara-negara pengutang yang kaya raya, dengan China untuk bersama-sama merestrukturisasi utang negara-negara miskin berdasarkan kasus tiap negara itu. Namun, inisiatif itu menuai kritik karena dinilai lambat dan lamban serta rumit untuk diterapkan.

Pemerintah di negara-negara Afrika mengusulkan beberapa reformasi untuk memperbaiki kerangka bersama itu, menurut Pedro. Termasuk di dalamnya, pengaturan pembagian beban antara kreditur swasta dan kreditur resmi, memperluas komite kreditur untuk memasukkan entitas swasta sejak awal pembicaraan restrukturisasi, memperluas akses inisiatif ke negara berpenghasilan menengah. Juga, memberikan lebih banyak waktu untuk memanfaatkannya.

Meningkatkan perdagangan bisa membantu negara-negara Afrika meningkatkan kondisi keuangan mereka, menurut Pedro. Kawasan Perdagangan Bebas Afrika juga bisa berperan di sana. Sejak penandatanganan AfcCFTA pada 2018, negara-negara Afrika sudah mulai mengembangkan sistem pembayaran dan beberapa kawasan meliberalisasi tarif, beberapa di antaranya telah memperdagangkan 60% barang bebas pajak.

Pedro juga mendukung seruan realokasi Special Drawing Rights (SDR) IMF, aset cadangan yang berfungsi sebagai pinjaman tanpa syarat dari negara kaya ke negara miskin. Bank Pembangunan Afrika sudah melobi negara-negara kaya untuk menggunakan hak mereka atas SDR tersebut guna membantu penggalangan dana untuk negara-negara miskin.

“Ada peluang mendemokratisasi alokasi SDR, di mana SDR yang dorman diberikan pada negara yang membutuhkan,” katanya. Akses terhadap SDR bisa mencapai US$ 100 miliar atau bahkan lebih.

(bbn)

No more pages