“Apa yang bisa saya katakan saat ini adalah bahwa kami sudah khawatir sejak hari pertama pemerintahan ini terkait pengaruh aktivitas China di seluruh dunia, dan tentunya di belahan Bumi ini. Di kawasan ini,” kata Kirby kepada MSNBC. “Kami mengawasi masalah ini dengan sangat, sangat lekat.”
Kementerian Luar Negeri Kuba membantah laporan tersebut, megatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kabar tersebut “direkayasa oleh pejabat AS.” Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan berkomentar.
Kabar tersebut muncul saat AS berupaya melanjutkan dialog tingkat tinggi dengan China setelah tudingan terpisah terkait spionase China awal tahun ini menggagalkan rencana dialog. Menteri Luar Negeri Antony Blinken akan melakukan perjalan ke China dalam beberapa pekan mendatang guna bertemu dengan pejabat senior, termasuk Presiden China Xi Jinping, dilaporkan Bloomberg News awal pekan ini.
Pemerintahan Biden telah bekerja sama selama berbulan-bulan untuk mengatur kunjungan tersebut, setelah Blinken membatalkan perjalanan ke Beijing pada Februari karena balon mata-mata China diduga melintasi AS.
Sementara komunikasi tingkat tinggi dilanjutkan, ketegangan militer antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut telah berkobar selama sebulan terakhir. China menolak permintaan pertemuan AS antara menteri pertahanan kedua negara pekan lalu, dan Gedung Putih telah memperingatkan meningkatnya agresivitas pasukan militer China yang telah terlibat dalam manuver berbahaya di lepas pantai China.
Kirby sebelumnya memperkirakan tidak membutuhkan waktu lama sampai ada yang terluka jika Beijing tidak bertindak lebih bertanggung jawab.
—Dengan asistensi dari Michael McDonald, Matthew Bristow, Jenni Marsh dan Lucille Liu.
(bbn)