Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyiapkan opsi intervensi harga dan bantuan pakan untuk menekan harga telur ayam ras yang melambung tinggi selama satu bulan terakhir.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim mengatakan dua opsi tersebut masih dipelajari mana yang memungkinkan untuk dieksekusi segera. Adapun, opsi bantuan pakan berupa subsidi harga sebelumnya sempat diusulkan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

“Kita masih mempelajari, apakah akan ada intervensi harga seperti tahun kemarin. Kita juga bisa menerapkan bantuan pakan berupa jagung,” katanya ketika ditemui oleh awak media di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Kamis (8/6/2023).

Isy menyebut dua opsi tersebut akan dibahas dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) sebelum nantinya diputuskan mana yang akan dilakukan oleh pemerintah. Sayangnya, belum bisa memastikan kapan rapat tersebut akan digelar.

Isy menjelaskan sejauh ini kenaikan harga telur ayam ras diakibatkan oleh kenaikan harga pakan. Berdasarkan pantauan di situs Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) pada Jumat (9/6/2023), harga telur ayam ras bertengger di angka Rp31.600 atau turun 1,25% dibandingkan dengan sehari sebelumnya.

Walaupun turun, harga tersebut masih di atas Harga Acuan Pemerintah (HAP) Rp 27.000 per kilogram (kg).

Sebelumnya, Ketua Umum Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara (PPRN) Alvino Antonio berpendapat isu kenaikan harga jagung pakan adalah pokok permasalahan dari naiknya harga telur dan daging ayam ras belakangan ini. Dia mendesak pemerintah untuk segera mengatasi permasalahan tersebut.

“Harga jagung sekarang sudah turun, tetapi harga jagung pakan tidak ikut turun. Ini pemerintah harus segera cari upaya agar harga pakan bisa ikut turun atau kembali normal,” katanya ketika dihubungi oleh Bloomberg Technoz baru-baru ini.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi sebelumnya menyebut lonjakan harga telur dan daging ayam ras belakangan ini disebabkan oleh peningkatan biaya produksi. Terjadi perubahan biaya produksi di tingkat peternak, khususnya variabel biaya pakan.

“Berdasarkan Struktur Ongkos Usaha Tani [SOUT], biaya pakan berkontribusi sebesar 67% dari biaya pokok produksi,” katanya melalui keterangan resmi belum lama ini.

Oleh karena itu, dia menilai diperlukan pembenahan yang dimulai di tingkat hulu yang secara sistematis akan turut membentuk harga di tingkat hilir. Dengan demikian, Bapanas menyatakan akan memprioritaskan stabilisasi harga pakan untuk menjaga biaya produksi di tingkat peternak.

(rez/wdh)

No more pages