"Periksa kesehatan secara berkala, atasi penyakit dengan pengobatan tepat, tetap menjaga pola makan sehat dan gizi seimbang, serta upayakan beraktivitas fisik dan menghindari rokok," ujar dia.
Ketua Tim Kerja Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Fatcha Nuraliyah mengatakan, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1% berdasarkan survei nasional, pada 2018. Dengan data tersebut, diperkirakan ada lebih dari 70 juta orang di Indonesia yang mengidap tekanan darah tinggi.
Tingginya prevelansi, kata dia, didasarkan pada sejumlah faktor pemicu seperti pola makan yang tidak sehat dan minimnya aktivitas fisik harian. Menurut dia, masyarakat harus menjaga kandungan gula, garam, dan lemak pada makanan tak melebihi batas normal harian. Selain itu, setiap orang juga harus melakukan aktivitas fisik minimal 15-20 menit per hari.
"Karakteristik dari pengidap hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis mereka mengatakan masih merasa sehat walaupun tekanan darah tinggi. Mereka tidak merasa sakit, dan ini adalah populasi yang paling besar," kata Fatcha.
Erwinanto dari Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia mengatakan klasifikasi hipertensi di Indonesia mengacu pada klasifikasi Eropa. Menurut dia, rata-rata tekanan darah setiap orang harus mencapai kurang dari 130/80, namun tak lebih rendah dari 120/70.
"Artinya target tekanan darahnya adalah antara 120-129/70-79," kata Erwinanto.
Berikut klasifikasi tekanan darah pada manusia;
1. Optimal dengan tekanan darah >120/<80
2. Normal dengan tekanan darah 120-129/80-84
3. High Normal dengan tekanan darah 130-139/85-89
4. Grade 1 Hypertension dengan tekanan darah 140-159 /90-99
5. Grade 2 Hypertension dengan tekanan darah 160-179/100-109
6. Grade 3 Hypertension dengan tekanan darah >180/ >110
7. Isolated Systolic Hypertension dengan tekanan darah >140/>90
(frg/roy)