Logo Bloomberg Technoz

Waspadai Tekanan Cadev Berlanjut Juni, Bisa Ancam Kekuatan Rupiah

Ruisa Khoiriyah
09 June 2023 14:00

Ilustrasi Dolar AS (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi Dolar AS (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Penurunan nilai cadangan devisa RI yang signfikan pada Mei, terbesar sejak pandemi pertama kali pecah, memberi peringatan lebih lanjut tentang tingginya ketidakpastian global yang bisa melemahkan nilai tukar rupiah.

Di tengah kinerja neraca dagang yang diprediksi akan terus tertekan seiring pelemahan harga komoditas dan lesunya permintaan, antisipasi terhadap lonjakan permintaan dolar AS serta risiko aliran keluar modal asing dibutuhkan lebih dari sebelumnya.

Bank Indonesia diperkirakan telah mengambil kebijakan khusus seperti yang pernah diterapkan pada 2013 dalam menghadapi lonjakan permintaan valas yang besar, terutama dari korporasi dengan kebutuhan dolar AS eksepsional seperti PT Pertamina (Persero). Langkah itu memang menggerus devisa cukup besar akan tetapi bisa membantu memperkecil volatilitas serta tekanan pelemahan nilai tukar rupiah.

Hari ini bank sentral melaporkan penurunan posisi cadangan devisa RI pada Mei, sebesar US$ 4,9 miliar. Angka itu menjadi rekor terbesar penurunan nilai cadev sejak Maret 2020 ketika pertama kali pandemi Covid-19 pecah. Alhasil, posisi cadangan devisa pada Mei 2023 terbenam di level US$ 139,3 miliar, terendah sepanjang tahun ini. 

"Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan antisipasi kebutuhan likuiditas valas perbankan sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian," jelas BI dalam pernyataan hari ini (9/6/2023).

Ilustrasi rupiah dan dolar AS. (Dimas Ardian/Bloomberg)