Optimisme juga terlihat di sektor-sektor saham utama bahkan sebelum liburan dimulai karena investor sudah keburu senang dengan langkah reopening tersebut. Setelah kehilangan momentum pada Desember lalu, jelang Imlek tempo hari, Indeks CSI 300 berhasil naik 8% dibanding akhir bulan lalu.
Ketika perdagangan dilanjutkan pada Senin ini, acuan pasar saham menunjukkan bursa sudah siap memasuki periode bullish.
Kata Ekonom
“Pembelian paket data internet melonjak selama perayaan Imlek pertama di China sejak 2019. Berakhirnya kebijakan zero Covid-19 memicu banjir permintaan yang terpendam. Tidak semua data positif, akan tetapi sebagian besar mendukung pandangan kami bahwa keputusan pembukaan kembali ekonomi akan berefek lebih cepat di mana belanja konsumen akan memberi dukungan utama untuk pemulihan” jelas Ekonom David Qu
Indikator lain mungkin tidak begitu positif baik karena aktivitas bisnis yang melambat karena liburan atau karena ekonomi global yang masih berjuang.
Tingkat keyakinan para pebisnis kecil sudah lebih baik dibanding Desember lalu dengan peningkatan aktivitas real estate, transportasi, akomodasi dan katering, menurut catatan Standard Chartered. Meski keyakinan pebisnis sudah lebih baik, ekspansi bisnis yang terekam dalam indeks aktivitas manufaktur menurun. Menurut Ekonom Standard Chartered Hunter Chan dan Ding Shuang menilai hal itu sebagian karena efek liburan.
Data lain yaitu penjualan mobil dan rumah yang turun di minggu-minggu pertama setiap bulan. Data tambahan dari China Real Estate Information Corp yang melacak penjualan rumah di 40 kota besar di China, mencatat, penjualan berdasarkan wilayah menurun 14% dari tahun sebelumnya selama pekan yang mencakup hari libur, menunjukkan sektor perumahan tetap harus jadi perhatian khusus.
Sedang harga produsen mencatat deflasi walau tidak sedalam November dan Desember lalu. Data perdagangan awal dari Korea Selatan memperlihatkan perekonomian global terus berjuang dengan kinerja ekspor menurun 2,7% dalam 20 hari pertama Januari. Lebih baik dari penurunan hingga 8,8% pada Desember 2022.
Namun, ada yang lebih mengkhawatirkan di luar itu. Angka ekspor ke China menurun 24,4% pada periode tersebut, menggarisbawahi berapa lama proses pemulihan di negara raksasa itu setelah kebijakan Nol Covid diakhiri.
Sementara itu para ekonom telah menaikkan perkiraan Produk Domestik Bruto (PDB) China untuk 2023. Libur Imlek mungkin akan membebani capaian pada kuartal pertama tahun ini sebelum naik lagi pada kuartal berikut.
(bbn)