Serangkaian insiden-insiden tersebut membuat Gubernur Bali I Wayan Koster gusar; apakah akan tetap menerima semua turis atau bersikap lebih diskriminatif di tengah pertaruhan pemulihan ekonomi wisata di sana baru saja mulai. Meski terdapat pilihan: mengubah Bali sebagai sentra kesehatan dan pusat penelitian.
Indonesia tengah menjajaki kemitraan dengan Mayo Clinic dan Cleveland Clinic untuk membangun pusat kesehatan di Sanur, di sisi timur pulau, dengan profil kota yang tenang. Sanur juga terdapat jajaran hotel-hotel mewah dan fasilitas perawatan bagi para manula.
Di Serangan, Bali akan diciptakan pusat penelitian dan akan terhubung dengan Tsinghua University’s Southeast Asia Center, lewat keterangan kementerian koordinator bidang perekonomian.
Seperti halnya tujuan pariwisata di sekitarnya, Bali mengalami penurunan angka pengunjung akibat pandemi Covid-19, dengan banyaknya hotel, restoran, dan toko-toko souvenir yang tutup.
Tahun lalu kunjungan wisata dari luar negeri telah membaik dengan kehadiran 2,16 juta turis. Bandingkan pada 2021 yang hanya kurang dari 60 turis. Meski demikian angka di 2022 masih sepertiga dari capaian rata-rata wisatawan yang datang ke pulau dewata tahun 2019.
Seiring dengan kembalinya tamu asing, Wayan Koster mencari cetak biru pariwisata terkini, dengan kemungkinan membatasi masuknya turis yang tidak diinginkan. Secara bersamaan berusaha menarik lebih banyak wisatawan dengan kantong tebal, serta berbelanja lebih banyak, hingga memberi energi pada ekonomi setempat. Dan, berperilaku baik.
“Industri pariwisata tetap menjadi daya tarik utama, namun akan berada dalam posisi yang jauh berbeda dari sebelumnya,” kata Koster dalam sebuah wawancara. “Langkah ini akan mendorong transformasi Bali, dari pariwisata massal menjadi pariwisata berkualitas.”
Bali terus menarik lebih banyak calon investor, ada karpet merah bagi siapa saja dengan penawaran keringanan pajak dan kemudahan dari sisi regulasi ketenagakerjaan. Jani lain adalah perizinan yang lebih mudah. Tujuannya dapat meraih Rp477 triliun rupiah pendapatan dalam bentuk mata uang asing hingga 2052.
Aturan baru saja disahkan dengan memberikan pulau ini lebih banyak otonomi, yang memungkinkan Koster merencanakan pembangunan ekonominya.
Wisatawan nakal tidak lagi mendapat perlakuan yang sama. Bali tengah mempertimbangkan menerapkan aturan pajak masuk dan kuota untuk pengunjung. Juga melarang wisatawan mendaki gunung, menyentuh pohon-pohon suci atau menyewa sepeda motor.
Pemerintah setempat juga saat ini sekarang mewajibkan pemandu wisata berlisensi untuk menemani turis asing yang diharapkan patuh pada aturan dan berpakaian baik. Sedangkan untuk warga negara asing dengan keterampilan pada bidang digital, kesehatan, penelitian dan teknologi, berkesempatan mendapat “visa emas”. Keuntungan yang didapat mereka bisa memiliki aset dan mempercepat proses perpindahan kewarganegaraan.
Untuk turis yang memiliki saldo sekitar Rp2 miliar di rekening bank, bisa mendapatkan izin tinggal hingga 10 tahun. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, menegaskan, “banyak negara yang mengeluarkan visa emas karena memberikan banyak keuntungan karena terjadi peningkatan dari sisi investasi.” Regulasi terkait izin tinggal lebih lama akan segera dikeluarkan, tambahnya.
(bbn)