Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah masih belum berhasil keluar dari tekanan dalam dua hari berturut-turut pekan ini terimbas sentimen eksternal. Memasuki hari terakhir perdagangan pekan ini, nilai tukar rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan secara teknikal dengan koreksi terbatas.

Dari analisis teknikal, rupiah bisa terkoreksi di area Rp14.900-Rp14.916 per dolar AS. Indikator MA-50 menjadi support terkuat rupiah untuk menahan laju pelemahan lanjutan pada level Rp14.916/US$. Sedangkan, trendline garis putih menjadi resistance penguatan, tertahan pada level Rp14.859/US$.

Pada perdagangan Kamis (8/6/2023), nilai tukar rupiah ditutup melemah 17 bps ke level Rp14.895/US$. Rupiah melemah di tengah tekanan yang juga dialami mayoritas mata uang Asia dalam menghadapi dolar AS kemarin, menyusul antisipasi pasar terhadap potensi sinyal kenaikan bunga acuan Federal Reserve.

Dari pasar domestik, hari ini Bank Indonesia akan melaporkan posisi cadangan devisa Mei di mana perkiraan akan tergerus menyusul pelemahan rupiah sepanjang bulan lalu, juga karena tingginya permintaan dolar AS di pasar secara musiman selama Mei-Juni.

Bank sentral meyakini nilai tukar rupiah masih bisa lebih kuat lagi. Bank sentral menyebut ada 4 alasan untuk itu.